SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variable yang diteliti. Dengan demikian imliah instrument yang akan digunakan untuk penelitian tergangung pada jumlah variable yang ditelti. Jika variablenya lima maka instrumennya lima.
Karena instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrument harus mempunyai skala (Sugiyono, 2012:92).
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut jika digunakan akan menghasilkan data kuantitatif. Contohnya timbangan emas sebagai instrument untuk mengukur berat emas.
Jenis-jenis skala pengukuran ada empat : skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala ratio.
Skala nominal adalah sekala yang paling sederhana, disusun menurut jenis (kategorinya) atau fungsi bilangan hanya sebagai symbol untuk membedakan sebuah karakteristik dengan karakteristik yang lainnya.
Skala nominal adalah skala yang hanya mendasarkan pada pengelompokkan atau pengkategorian peristiwa atau fakta dan apabila menggunakan notasi angka hal itu sama sekali tidak menunjukkan perbedaan kuantitatif tetapi hanya menunjukkan perbedaan kualitatif (Uhar suharsaputra, 2012:72). Adapun ciri-ciri dari skala nominal adalah:
a) Kategori data bersifat mutually exclusive (salign memisah).
b) Kategori data tidak mempunyai aturan yang logis (bisa sembarang). Hasil perhitungan dan tidak ditemui bilangan pecahan. Angka yang tertera hanya lebel semata. Tidak mempunyai ukuran baru. Dan tidak mempunyai nol mutlak.
Skala ini adalah pengukuran yang mana skala yang digunakan disusun secara runtut dari yang rendah sampai yang tinggi. Skala ordinal sekala yang diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai skala yang terendah atau sebaliknya.
Adapun ciri-ciri dari skala ordinal antara lain : kategori data saling memisah, kategori data memiliki aturan yang logis, kategori data ditentukan skala berdasarkan jumlah karakteristik khusus yang dimilikinya.
Skala interval adalah skala yang menunjukkan jarak satu data dengan data yang lain dengan bobot nilai yang sama, sementara menurut (Uhar) dalam bukunya, metodologi penelitian kuantitatif, kualitatif, dan tindakan, menjelaskan bahwa skala interval adalah skala pengukuran yang mana jarak satu tingkat dengan yang lain sama. Ciri-ciri dari skala ini menurut Uhara ada lima :
a) Kategori data bersifat saling memisah.
b) Kategori data memiliki aturan yang logis.
c) Kategori data ditentukan sekalanya berdasarkan jumlah karaaktristik khusus yang dimilikinya.
d) Perbedaan karakteristik yang sama tergambar dalam perbedaan yang sama dalam jumlah yang dikenakan pada kategori.
e) Angka nol hanya menggambarkan satu titik dalam sekala (tidak punya nilai nol absolut).
Skala ini adalah sekala interval yang benar-benar memiliki nilai nol mutlak. Dengan demikian sekala rasio menunjukkan jenis pengukuran yang sangat jelas dan akurat.
- B. Skala sikap
Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan prsepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena atau gejala sosial yang terjadi. Hal ini sudah sepesifik dijelaskann oleh peneliti. Yang selanjutnya disebut sebagai variable penelitian. Kemudian dijabarkan melalui dimensi-dimensi menjadi sub-variabel, kemudian menjadi indicator yang dapat dijadikan tolak ukur untuk menyusun item-item pertanyaan atau pernyataan yang berhubungan dengan variabel penelitian (Iskandar, 2009:83).
Penyataan atau pernyataan tadi kemudian direspon dalam bentuk skala likert, yang diungkapkan melalui kata-kata misalnya ; setuju, sangat setuju, tidak pasti, tidak setuju, sangat tidak setuju.
Skala guttaman menggunakan dua jawaban yang tegas dan konsisten, yaitu ya-tidak, postif-negatif, tinggi-rendah, yakin-tidak yakin, setuju-tidak setuju, dll.
Skala differensial digunakan untuk mengatur sikap perbedaan simantik, responden untuk menjawab pernyataan dalam satu garis kontinum yang bertentangan yaitu positif negative. Data yang diperoleh biasanya data interval yang digunakan untuk mengukur sikap seseorang atau kelompok (Iskandar, 2009:84) .
Skala ini berisikan serangkaian karakteristik bipolar (dua kutub), seperti : panas-dingin, baik-buruk, dll. Karakteristik bipolar mempunyai tiga dimensi dasar sikap seseorang terhadap objek :
a) Potensi, yaitu kekuatan atau atraksi fisik satu objek
b) Evaluasi, yaitu hal-hal yang menguntungkan atau tidak.
c) Aktivitas, yaitu tingkatan gerakan satu objek
- Rating scale
Dalam model rating scale responden tidak akan menjawab dari data kualitatif yang sudah tersedia, tapi menjawab dari jawaban kuantitatif, dengan demikian raing scale lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja.
- C. Pengertian Instrument Penelitian
Keadaan-keadaan telah mendorong upaya-upaya pakar untuk membuat prosudur dan alata yang dapat digunakan guna mengungkap kenyataan-kenyataan (data) yang dapat diajdikan dasar dalam menyelesaikan berbagai masalah. Untuk itu instrument penelitian menempeti kedudukan penting dalam sebuah penelitian, hal ini tidak lain karean keberhasilah sebuah penelitian dipengaruhi pula oleh instrument yang dipergunakan (Uhar Suharsaputra, 2012:94)
Kualitas data sangat menetukan kualitas penelitian. Kualitas data tergantung pada kualitas alat (instrumen) yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Pada dasarnya terdapat dua kategori instrument yang digunakan dalam penelitian, yakni :
a) instrument digunakan untuk memproleh informasi atau data tentang keadaan objek atau proses yang diteliti.
b) Instrumen digunakan untuk mengontrol objek atau proses yang diteliti.
Data kondisi objek atau spesifikasi proses yang diukur dapat diulang dengan menggunakan dua instrument tersebut (Gempur Santoso, 2012:62)
Dalam suatu penelitian kuantitatif (adanya jarak antara subjek dan objek) yang bersifat verifikasi hipotesis, instrument penelitian merupakan alat yang dipakai untuk menjembatani antara subjek dan objek (secara subtansial antara hal-hal teoritis dan empiris, antara konsep dan data) (Uhar Suharsaputra, 2012:94).
Teknik pengumpulan data yang lazim digunakan adalah menggunakan adalah instrumen yang sempurna, wawancara, observasi, dokumentasi, sperti pada table di bawah ini.
Beberapa hal yang penting dalam menyusun istrumen
Menurut Nana Sudjana (Uhar Suharsaputra, 2012:95), dalam penyusunan instrument penelitian ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
- Masalah dan variable yang diteliti termasuk indicator variable harus jelas sehingga dapat dengan mudah menetapkan jenis istrumrn yang digunakan.
- Sumber data/ informasi, baik jumlah maupun keragamannya harus diketahui terlebih dahulu, sebagai bahan dasar dalam menentukan isi, bahasa, sistimatika item dalam instrument penelitian.
- Keterandalan dalam instrument itu sendiri sebagai alat pengumpulan data, objekvitas, dll.
- Jenis data yang diharapkan dari pengguna instrumen harus jelas. Sehingga peneliti dapat menetukan gaya analisis dan pemecahan masalah penelitian.
- Mudah dan praktis digunakan akan tetapi dapat menghasilkan data yang diperlukan
Sarana Instrument Penelitian
- Angket
a) Angket terbuka, adalah angket yang disajikan dalam bentuk isian. Tentunya disertai dengan pertanyaan.
b) Angket tertutup, adalah angket yang disajikan dalam bentuk sederhana, yang mana responden tinggal membri tanda centang pada kolom yang disediakan terhadapa jawaban yang sesuai dengannya. Biasanya dalam bentuk multipelchoise.
c) Campuran, Disamping dari kedua ini ada combinasi dari dua jenis angket di atas.
- Daftar cocok (Checlist)
- Skala
Jenis Instrument Penelitian
- 1. Tes
- 2. Kuesioner
- 3. Skala
- D. Cara Menyusun Instrumen
- E. Contoh Judul Penelitian dan Instrumen yang Dikembangkan
“GAYA DAN SITUASI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH SERTA PENGARUHNYA TERHADAP IKLIM KERJA ORGANISASI SEKOLAH”
Instrumennya yaitu:
- Instrumen untuk mengukur variabel gaya kepemimpinan
- Instrumen untuk mengukur variabel situasi kepemimpinan
- Istrumen untuk mengukur variabel iklim kerja organisasi.
- F. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Pengertian Validitas:
- 1. Menurut Gronlund dan Linn (1990)
- 2. Menurut Anastasi (1990)
- 3. Menurut Arikunto (1995)
- 4. Menurut Sukadji (2000)
- 5. Menurut Azwar (2000)
Pengertian Uji Validitas:
Menurut Sugiyono (2006)
Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian
Tujuan uji validitas:
- Mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya.
- Agar data yang diperoleh bisa relevan/sesuai dengan tujuan diadakannya pengukuran tersebut.
Valid merupakan istrumen dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Istrumen yang mempunyai validitas internal bila kriteria yang ada dalam instrumen telah mencerminkan apa yang diukur. Instrumen yang mempunyai validitas eksternal bila kriteria di dalam instrumen disusun berdasarkan fakta-fakta empiris yang telah ada. Istrumen yang harus mempunyai validitas isi adalah instrumen yang berbentuk test yang sering digunakan untuk mengukur prestasi belajar. Pengujian validitas digunakan analisis item yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir.
Hasil penelitian yang reliabel bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Jadi instrumen yang reliabel dan valid merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal consistency dengan teknik belah dua yang dianalisis dengan rumus Spearman Brown.
Macam instrumen yaitu instrumen yang berbentuk test untuk mengukur prestasi belajar dan instrumen nontest untuk mengukur sikap.
Uji Reliabilitas
Pengertian Reliabilitas:
- 1. Menurut Sukadji (2000)
- 2. Menurut Anastasia dan Susana (1997)
- 3. Menurut Sugiono (2005) dalam Suharto (2009)
- 4. Menurut Suryabrata (2004)
- 5. Menurut Gronlund dan Linn (1990)
Pengertian Uji Reliabilitas:
Menurut Husaini (2003)
Uji reliabilitas adalah proses pengukuran terhadap ketepatan (konsisten) dari suatu instrumen. Pengujian ini dimaksudkan untuk menjamin instrumen yang digunakan merupakan sebuah instrumen yang handal, konsistensi, stabil dan dependibalitas, sehingga bila digunakan berkali-kali dapat menghasilkan data yang sama. Tujuan dari uji reliabilitas yaitu menunjukkan konsistensi skor-skor yang diberikan skorer satu dengan skorer lainnya.
Menurut Djaali dan Pudji (2008) reliabilitas dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
- 1. Reliabilitas konsistensi tanggapan
Ada tiga mekanisme untuk memeriksa reliabilitas tanggapan responden terhadap tes yaitu:
- 1. Teknik test-retest ialah pengetesan dua kali dengan menggunakan suatu tes yang sama pada waktu yang berbeda.
- 2. Teknik belah dua ialah pengetesan (pengukuran) yang dilakukan dengan dua kelompok item yang setara pada saat yang sama.
- 3. Bentuk ekivalen ialah pengetesan (pengukuran) yang dilakukan dengan menggunakan dua tes yang dibuat setara kemudian diberikan kepada responden atau obyek tes dalam waktu yang bersamaan.
- 2. Reliabilitas konsistensi gabungan item
Koefesien reliabilitas konsistensi gabungan item dapat dihitung dengan menggunakan:
a) Rumus Kuder-Richardson, yang dikenal dengan nama KR-20 dan KR-21.
b) Rumus koefisien Alpha atau Alpha Cronbach.
c) Rumus reliabilitas Hoyt, yang menggunakan analisis varian.
- G. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
- 1. Pengujian validitas instrumen
b) Pengujian validitas isi untuk membandingkan isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan.
c) Pengujian validitas eksternal
Penelitian mempunyai validitas eksternal bila hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada sampel lain dalam populasi yang diteliti.
- 2. Pengujian reliabilitas instrumen
sumber : dinysabila