Reliabilitas, atau keandalan, adalah konsistensi dari serangkaian
pengukuran atau serangkaian alat
ukur.[1] Hal tersebut bisa berupa pengukuran
dari alat ukur yang sama (tes dengan tes ulang) akan memberikan hasil yang
sama, atau untuk pengukuran yang lebih subjektif, apakah dua
orang penilai memberikan skor
yang mirip (reliabilitas antar penilai).[1]
Reliabiltas
dalam penelitian
- Ketergantungan (dependability).[2] Konsep ketergantungan berkaitan erat dengan keterandalan.[3] Hasil dari pengujian awal diharapkan akan konsisten dengan pengujian-pengujian berikutnya.[3]
- Hasilnya selalu berupa numerik dan tak boleh berubah-ubah, karena merupakan karakteristik dari proses ukuran.[2] Reliabilitas selalu menunjukkan keandalan instrumen penelitian dalan berbagai bentuk, yakni hasil pengujian yang sama jika dilakukan oleh orang yang berbeda (inter-penilai), hasil pengujian yang sama jika dilakukan oleh orang yang sama dalam waktu berbeda (pengetesan ulang), hasil pengujian yang sama jika dilakukan oleh orang yang berbeda dalam waktu bersamaan dengan tes yang berbeda (bentuk paralel), dan hasil pengujian yang sama dengan menggunakan berbagai pernyataan-pernyataan membangun (konsistensi internal).[4]
- Reliabilitas stabil (stability reliability)
Mengacu
pada waktu.[2] Untuk menentukan stabilitas, tes
dilakukan ulang terhadap variabel yang sama di waktu yang berlainan. Hasil
pengujian tersebut akan dibandingkaan dan berkorelasi dengan pengujian awal
untuk memberikan stabilitas.[5]
- Reliabilitas terwakili (representative reliability)
Mengacu
pada keterandalan masing-masing grup.
Menguji apakah penyampaian indikator
sama jawabannya saat diterapkan ke kelompok yang berbeda-beda.[2]
- Reliabilitas seimbang (equivalence reliability)
Menerapkan
banyak indikator yang dapat dioperasionalisasikan ke semua konsepsi
pengukuran.[2] Kesetaraan keandalan akan menggunakan dua instrumen untuk
mengukur konsep yang sama pada tingkat kesulitan
yang sama. Reliabilitas atau tidaknya pengujian akan ditentukan dari hubungan
dua skor instrumen, atau lebih dikenal dengan hubungan
antara variabel
bebas (independen variable) dengan variabel
terikat (dependen variable).[6]
- Mengonsep satu variabel dengan jelas.[2]
- Setiap pengukuran harus merujuk pada satu dan hanya satu konsep/variabel. Sebuah variabel harus spesifik agar dapat mengurangi intervensi informasi dari variabel lain.[2]
- Menggunakan level pengukuran yang tepat.[2]. Semakin tinggi atau semakin tepat suatu level pengukuran, maka variabel yang dibuat akan semakin reliabel karena informasi yang dimiliki semakin mendetail.[2] Prinsip dasarnya adalah cobalah melakukan pengukuran pada level paling tepat yang mungkin diperoleh.[2]
- Gunakan lebih dari satu indikator.[2]. Dengan adanya lebih dari satu indikator yang spesifik, peneliti dapat melakukan pengukuran dari range yang lebih luas terhadap konten definisi konseptual.[2]
- Gunakan Tes Pilot, yakni dengan membuat satu atau lebih draft atau dalam sebuah pengukuran sebelum menuju ke tahap hipotesis (pretest).[2] Dalam penggunaan Pilot Studies, prinsipnya adalah mereplikasi pengukuran yang pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu dari literatur-literatur yang berkaitan.[2] Selanjutnya , pengukuran terdahulu dapat dipergunakan sebagai patokan dari pengukuran yang dilakukan peneliti saat ini.[2] Kualitas pengukuran dapat ditingkatkan dengan berbagai cara sejauh definisi dan pemahaman yang digunakan oleh peneliti kemudian tetap sama.[2]
Referensi
- Apa Keandalan. Diakses 7 Mei 2010.
- a b c d e f g h i j k l m n o p (Inggris) Neuman, W.Lawrence. 2006. Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Research. USA: University of Wisconsin. Hal 188-198.
- Memahami Reliabilitas dan Validitas dalam Penelitian Kualitatif. Diakses 27 Mei 2010.
- Jenis Reliabilitas. Diakses 27 Mei 2010.
- Stabilitas Keandalan. Diakses 27 Mei 2010.
- Kesetaraan Keandalan. Diakses 27 Mei 20
- Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
- http://zarmisukses.blogspot.com/2015/02/reliabilitas.html