بِــــــسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيـــمِ
SELAMAT DATANG DI BLOG ZARMI PICANCANG - TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA ANDA

JANGAN LUPA

ISTIGHFAR DAN SALAWAT NABI SETIAP HARI

PILIH MENU

.

Radio Online Minang Cimbuak                Radio Online Minang Cimbuak

Jumat, 20 Februari 2015

PERBEDAAN PENELITIAN KUALITATIF DENGAN KUANTITATIF

PERBEDAAN PENELITIAN KUALITATIF DENGAN KUANTITATIF



Perbedakan Penelitian Kualitatif dengan Penelitian Kuantitatif

1.) Membuat persiapan teoretik hanya akan menghasilkan penelitian yang artifisial dan jauh dari sifat naturalnya. Hal ini terjadi karena penelitian kualitatif adalah membangun ilmu ideografik, sementara kuantitatif bertujuan membangun ilmu nomothetik (Muhadjir, 2000). Jika dalam penelitian kualitatif terdapat kerangka teoretik, maka ada dua kemungkinan: 1) teori yang ada itu hanya untuk sekedar untuk ‘tongkat’ yang kemungkinan akan dibuang jika mendapatkan hal yang baru di lapangan. 2) penelitian tidak sepenuhnya kualitatif, karena berbagai permasalahan misalnya keterbatasan waktu, dsb.

2) Dalam penelitian melihat suatu fenomena, penelitian kualitatif berusaha melihat objek dalam konteksnya dan menggunakan tata pikir logik lebih dari sekedar linear kausal. Penelitian kualitatif tidak menentukan ubahan-ubahan dan kategori ubahan serta tidak berusaha mengukur ubahan itu, apalagi mengkuantifikasikan.

3) Dalam penelitian kualitatif, peneliti dalam rangka pengumpulan data berfungsi sebagai instrumen yang berusaha untuk mengikuti asumsi-asumsi kultural dan mengikuti data kualitatif. Peneliti melakukan ‘pengamatan berperan serta’ atau participant observation atau juga disebut sebagai ‘pengamatan terlibat’. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif peneliti dan subjek penelitian harus melebur seoleh-olah tidak ada lagi pemisah/ jarak diantara keduanya (Moleong, 1995). Dalam pengumpulan data kualitatif dapat dilakukan dengan dua pendekatan: 1) pengamatan secara aktif dan langsung (pengamatan peran serta), sehingga peneliti dapat menguak segala sesuatu yang terjadi di lapangan. 2) Dokumen pribadi, termasuk didalamnya wawancara bebas. Dokumen ini dapat berupa buku harian, surat, otobiografi dan catatan hasil wawancara.

4) Analisis Interaktif, dikenalkan oleh Milles dan Huberman (1994) ditujukan untuk kecermatan dan menjaga kualitas hasil penelitian. Dalam Analisis interaktif ini masing-masing komponen pengumpulan data, reduksi data, display data dan kesimpulan hasil dilakukan secara ‘simultan’ atau secara siklus.

5) Analisis Alur tahapan dikenalkan oleh Strauss dan Corbin (1997) yang terdiri dari Open Coding, Axial Coding dan Selective Coding. Open Coding merupakan upaya peneliti untuk mengumpulkan data-data sebanyak mungkin yang terkait dengan subjek penelitian. Axial Coding adalah upaya mengorganisir data-data yang telah diperoleh dari open coding berdasarkan atas kategorinya untuk dikembangkan ke arah beberapa proposisi. Pada tahap Axial Coding juga dilakukan upaya analisis hubungan antar kategori. Selective Coding adalah upaya untuk memeriksa mana kategori yang inti dan kaitannya dengan kategori yang lain, sehingga dapat diketahui dan dijelaskan mana yang menjadi kategori ‘inti’ atau ‘pusat’ dari konsep atau kategori lainnya.

6) Dalam penelitian kualitatif yang dipentingkan adalah kedalaman materi, bukan keluasan materi penelitian (Sukidin, 2002)

7) Dalam Penelitian kuantitatif, semakin banyak/ besar sampel maka akan semakin kecil kesalahan sampling. Namun dalam penelitian kualitatif banyak/ sedikitnya informan tidak menentukan akurat atau tidaknya penelitian. Bahkan dalam penelitian kualitatif bisa jadi informannya hanya satu orang.