Berbicara adalah bentuk komunikasi lisan dengan menuangkan gagasan/ide/pemikiran dalam bentuk ujaran.
1. tujuan sosial
2.
tujuan ekspresif
3.
tujuan ritual
4.
tujuan instrumental
Berdasarkan situasi dibagi menjadi
dua yaitu berbicara formal dan berbicara nonformal.
Berdasarkan keterlibatan pelaku
dibagi menjadi dua yaitu berbicara individual dan berbicara kelompok.
Berdasarkan alur pembicaraan dibagi
menjadi dua yaitu berbicara monologis dan berbicara dialogis.
1. Berdasarkan situasi
- Berbicara formal yaitu berbicara yang terikat pada aturan baik tata krama maupun kebahasaan
- Berbicara nonformal yaitu berbicara yang tidak terlalu terikat pada aturan-aturan, berlangsung secara spontan dan tanpa perencanaan.
2. Berdasarkan situasi berbicara
- Berbicara individual yaitu berbicara dilakukan seorang pelaku, misalnya dalam pidato.
- Berbicara kelompok yaitu berbicara yang melibatkan banyak pelaku pembicara, misalnya diskusi dan debat.
3. Berdasarkan alur pembicaraan
- Berbicara monologis yaitu kegiatan berbicara yang dilakukan searah, dilakukan oleh diri sendiri.
- Berbicara dialogis yaitu kegiatan berbicara yang dilakukan dua arah.
Prinsip umum yang mendasari kegiatan berbicara
- Membutuhkan paling sedikit dua orang
- Mempergunakan suatu sandi linguistik yang dipahami bersama
- Menerima atau mengakui suatu daerah referensi umum
- Merupakan suatu pertukaran antara partisipan
- Menghubungkan setiap pembicara dengan yang lainnya dan kepada lingkungannya dengan segera berhubungan atau berkaitan dengan masa kini
- Hanya melibatkan aparat atau perlengkapan yang berhubungan dengan suara/bunyi bahasa dan pendengaran
- Secara tidak pandang bulu menghadapi serta memperlakukan apa yang nyata dan apa yang diterima sebagai dalil
Keterkaitan berbicara dengan keterampilan berbahasa yang lain
1. Hubungan berbicara dengan menyimak
Kemampuan berbicara dimulai dengan
proses menyimak, hubungan antara kemampuan berbicara dengan menyimak yaitu :
a.
Seseorang belajar berbicara dimulai
dengan menyimak
b.
Terjadinya pergantian peran antara
penyimak dan pembicara
c.
Kemampuan berbicara dijadikan tolak
ukur kemampuan menyimak
d.
Berbicara dapat dijadikan bentuk
reproduksi dari proses menyimak
2. Hubungan berbicara dengan membaca
a.
Berbicara dapat dijadikan bentuk
reproduksi dari proses membaca
b.
Pada orang dewasa peningkatan
kemampuan berbicara dapat dilakukan melalui proses membaca
c.
Membaca dapat menjadi sarana efektif
dalam memandu kegiatan berbicara
3. Hubungan berbicara dengan menulis
a.
Kemampuan menulis dapat dijadikan
sarana pendukung bagi kemampuan berbicara
b.
Menulis sangat diperlukan dalam
kegiatan berbicara dialog
- Menurut Brown dan Yule dalam Puji Santosa, dkk (2006:34).
- Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa untuk mengekspresikan atau menyampaikan pikiran, gagasan atau perasaan secara lisan.
- Menurut Haryadi dan Zamzani (2000:72)
- Berbicara adalah suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami orang lain.
- Menurut St. Y. Slamet dan Amir (1996: 64)
- Berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan sebagai aktivitas untuk menyampaikan gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan penyimak.
- Menurut Tarigan (2008 : 16)
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Berdasarkan
pendapat-pendapat yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian berbicara ialah kemampuan mengucapkan
kata-kata dalam rangka menyampaikan atau menyatakan maksud, ide, gagasan,
pikiran, serta perasaan yang disusun dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
penyimak agar apa yang disampaikan dapat dipahami oleh penyimak.
2. Tujuan Berbicara
2. Tujuan Berbicara
- Tarigan mengemukakan bahwa berbicara mempunyai tiga maksud umum yaitu untuk memberitahukan dan melaporkan (to inform), menjamu dan menghibur (to entertain), serta untuk membujuk, mengajak, mendesak dan meyakinkan (to persuade).
- Gorys Keraf dalam St. Y. Slamet dan Amir (1996: 46-47) mengemukakan tujuan berbicara diantaranya adalah untuk meyakinkan pendengar, menghendaki tindakan atau reaksi fisik pendengar, memberitahukan, dan menyenangkan para pendengar.
- Tim LBB SSC Intersolusi (2006:84) berpendapat bahwa tujuan berbicara ialah untuk: (1) memberitahukan sesuatu kepada pendengar, (2) meyakinkan atau mempengaruhi pendengar, dan (3) menghibur pendengar.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan berbicara yang utama ialah untuk berkomunikasi. Sedangkan tujuan berbicara secara umum ialah untuk memberitahukan atau melaporkan informasi kepada penerima informasi, meyakinkan atau mempengaruhi penerima informasi, untuk menghibur, serta menghendaki reaksi dari pendengar atau penerima informasi.
- Pembicara
- Isi pembicaraan
- Saluran
- Penyimak
- Tanggapan penyimak
- Membutuhkan paling sedikit dua orang, tentu saja pembicaraan dapat dilakukan oleh satu orang & perihal ini sering terjadi misalnya oleh orang yg sedang mempelajari banyak bunyi-bunyi bahasa beserta maknanya atau oleh seseorang yg meninjau kembali peryataan bank-nya atau oleh orang yg memukul ibu jarinya dgn palu.
- Menggunakan salah satu sandi linguistic yg dipahami bersama, bahkan andai katapun dipergunakan dua bahasa namun saling pengertian, pemahaman bersama itu tidak kurang pentingnya.
- Menerima atau mengakui satu daerah referensi umum, daerah referensi yg umum mungkin tidak selalu mudah kenal, ditentukan, namun pembicara menerima kecenderungan untuk menentukan.
Secara formal, kegiatan
berbicara mempunyai tahapan-tahapan tertentu. Tahap-tahap tersebut bukan
merupakan sesuatu yang harus dilalui dengan utuh, karena tahapan-tahapan ini
bukan merupakan satu rukun dari sebuah perbuatan.
1. Persiapan
Pada tahap persiapan ini ada
beberapa hal yang dapat dilakukan oleh seorang pembicara, yaitu:
a. Penentuan
Topik
b. Penentuan
Tujuan
c.
Pengumpulan Referensi
d. Penyusunan
Kerangka
e. Berlatih
Secara umum pelaksanaan
kegiatan berbicara dapat dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu:
a. Pembukaan
b. Pembahasan
Pokok
c. Penutup
3.
Evaluasi
Adakalanya evaluasi perlu
dilakukan untuk mendapat masukan tentang kegiatan berbicara yang telah
dilakukan seorang pembicara. Dengan masukan tersebut seorang pembicara dapat
menentukan kualitas pembicaraannya.
- Berbicara formal yaitu berbicara yang terikat pada aturan-aturan, baik aturan tata krama maupun kebahasaan.
- Contoh : Ceramah, Perencanaan dan penilaian, Interview, Prosedur parlementer, dan Bercerita.
- Berbicara nonformal yaitu berbicara yang tidak terlalu terikat pada aturan-aturan berlangsung secara spontan dan tanpa perencanaan.
- Berbicara individual yaitu, berbicara yang dialkukan oleh seorang pelaku pembicara
Contoh : Berpidato
- Berbicara kelompok yaitu, berbicara yang melibatkan banyak pelaku pembicara
Contoh : Debat dan Diskusi
- Berbicara monologis yaitu, kegiatan berbicara yang dilakukan searah
- Berbicara dialogis yaitu, kegiatan berbicara yang dilakukan secara dua arah
- Berbicara memberitahukan, melaporkan dan menginformasikan. Hal ini dilakukan jika seseorang ingin menjelaskan suatu proses, menguraikan,menafsirkan sesuatu, memberikan, menyebarkan atau menanamkan pengetahuan, dan menjelaskan kaitan, hubungan atau relasi antar benda, hal atau peristiwa.
- Berbicara menghibur. Berbicara untuk menghibur memerlukan kemampuan menarik perhatian pendengar. Suasananya bersifat santai dan penuh canda.
- Berbicara membujuk, mengajak, meyakinkan atau menggerakkan. Dalam kegiatan berbicara ini, pembicara harus pandai merayu, mempengaruhi atau meyakinkan pendengarnya.
- Berbicara mendadak.
- Berbicara berdasarkan catatan.
- Berbicara berdasarkan hafalan.
- Berbicara berdasarkan naskah.
kutian dari blueeverlastingfriend.