BAB I
PENDAHULUAN
Pada dasarnya Ketrampilan dalam berbahasa meliputi, Ketrampilan Menyimak, Ketrampilan Berbicara,Ketrampilan Membaca dan Ketrampilan Menulis.
Setiap ketrampilan tersebut erat sekali berhubungan dengan tiga ketrampilan yang lainnya. Dalam memperoleh ketrampilan berbahasa biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang teratur : mula-mula, pada masa kecil kita belajar menyimak atau mendengarkan bahasa, kemudian berbicara sesudah itu kita belajar membaca dan menulis.
Pada dasarnya Ketrampilan dalam berbahasa meliputi, Ketrampilan Menyimak, Ketrampilan Berbicara,Ketrampilan Membaca dan Ketrampilan Menulis.
Setiap ketrampilan tersebut erat sekali berhubungan dengan tiga ketrampilan yang lainnya. Dalam memperoleh ketrampilan berbahasa biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang teratur : mula-mula, pada masa kecil kita belajar menyimak atau mendengarkan bahasa, kemudian berbicara sesudah itu kita belajar membaca dan menulis.
Menyimak dan berbicara kita pelajari
sebelum memasuki sekolah, sedangkan membaca dan menulis dipelajari di sekolah.
Keempat ketrampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan, merupakan
catur tunggal. Membaca brerhubungan erat dengan menyimak, dalam hal keduanya
adalah alat untuk menerima komunikasi.
Membaca adalah Suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata atau bahasa tulis. Membaca juga dapat diartikan sebagai suatu metode yang kita pergunakan untuk berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan kadang-kadang dengan orang lain.
Ketika
membaca kita membuat bunyi dalam kerongkongan kita, kita akn berbicara lebih
cepat kalau kita tahu bagaimana cara mengatakan serta mengelompokkan
bunyi-bunyi tersebut.
Oleh karena itu guru mempunyai peranan penting
untuk membantu serta membimbing para pelajar untuk mengembangkan serta meningkatan
ketrampilan-ketrampilan yang mereka butuhkan dalam membaca.
Guru
dapat membantu para pelajar mengajarkan bunyi-bunyi ( bahasa ) dan makna-makna kata baru,
memperkaya kosa kata, memahami makna struktur-sruktur kata, dan meningkatkan
kecepatan membaca para pelajar.
Menurut Hodgson
Membaca adalah Suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
Menurut Lado
Membaca adalah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya.
Membaca adalah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya.
Menurut Para
Ahli Bahasa
Membaca adalah suatu kemampuan untuk melihat lambang-lambang tertulis serta mengubah lambang-lambang tertulis tersebut menjadi suatu metode pengajaran membaca, ucapan, ejaan, menjadi membaca lisan.
Membaca adalah suatu kemampuan untuk melihat lambang-lambang tertulis serta mengubah lambang-lambang tertulis tersebut menjadi suatu metode pengajaran membaca, ucapan, ejaan, menjadi membaca lisan.
Menurut Tarigan
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata - kata atau bahasa tulis.
Membaca juga dapat diartikan sebagai suatu metode yang kita pergunakan untuk berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan kadang-kadang dengan orang lain.
B.TujuanMembaca dan Aspek-aspek Membaca.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata - kata atau bahasa tulis.
Membaca juga dapat diartikan sebagai suatu metode yang kita pergunakan untuk berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan kadang-kadang dengan orang lain.
B.TujuanMembaca dan Aspek-aspek Membaca.
Tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Akan tetapi masih banyak lagi tujuan dari membaca, yaitu:
a.
Membaca
untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh
sang tokoh, apa saja yang telah dibuat oleh sang tokoh, apa yang telah terjadi
pada tokoh khusus. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh
perincian-perincian atau fakta-fakta.
b.
Membaca
untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah
yang terdapat dalam cerita apa saja yang dipelajari oleh sang tokoh. Membaca
seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama.
c.
Membaca
untuk menemukan apa yang terjadi pada setiap bagian cerita,apa yang terjadi
mula-mula pertama, kedua, dan seterusnya.Ini disebut membaca untuk mengetahui
urutan dan susunan, dan
organisasi cerita.
d.
Membaca
untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara
mereka itu, apa yang hendak diperlihakan oleh si pengarang kepada para pembaca. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan,
membaca inferensi.
e.
Membaca
untuk menemukan serta mengetahui apa yang tidak wajar mengenai seorang tokoh,
apa yang lucu dalam cerita, apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini
disebut membaca untuk mengklasifikasikan atau mengelompokkan.
f.
Membaca
untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup, apakah kita ingin
berbuat sepeti yang diperbuat oleh sang tokoh. Membaca seperti ini disebut
membaca menilai, membaca mengevaluasi.
g.
Membaca
untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh dapat berubah, bagaimana hidupnya
berbeda dari kehidupan
yang kita kenal, bagaimana dua cerita
mempunyai persamaan. Membaca seperti ini disbut membaca untuk memperbandingkan
atau mempertentangkan.
Jadi tujuan akhir membaca intinya
adalah memahami ide, kemampuan menangkap makna dalam bacaan secara utuh, baik
dalam bentuk teks bebas, narasi, prosa ataupun puisi yang disimpulkan dalam
suatu karya tulis ataupun tidak tertulis.
2. Fungsi Membaca
Kegiata membaca yang merupakan jantungnya pendidikan memiliki fungsi sebagai berikut:
- Fungsi Intelektual
Dengan banyak membaca kita dapat meningkatkan kadar intelektualitas, membina daya nalar kita. Contoh : membaca buku-buku pelajaran, karya-karya ilmiah, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, dll. - Fungsi Pemacu Kreatifitas
Hasil membaca kita dapat mendorong, menggerakkan diri kita untuk berkarya, didukung oleh keluasan wawasan dan pemilihan kosa kata. Contoh : buku ilmiah, bacaan sastra, dll. - Fungsi Praktis
Kegiatan membaca dilaksanakan untuk memperoleh pengetahuan praktis dalam kehidupan, misal: teknik memotret, teknik memelihara ikan lele, resep membuat minuman dan makanan, cara merawat tanaman, dll. - Fungsi Religious
Membaca dapat digunakan untuk membina dan meningkatkan keimanan, memperluas budi, dan mendekatkan diri kepada Tuhan. - Fungsi Informatif
Dengan banyak membaca bacaan, informasi lebih cepat kita dapatkan. Contoh: dengan membaca majalah dan Koran dapat kita peroleh berbagai informasi yang sangat penting atau kita perlukan dalam kehidupan sehari-hari. - Fungsi Rekreatif
Membaca digunakan sebagai upaya menghibur hati, mengadakan tamasya yang mengasyikkan. Contoh: bacaan-bacaan ringan, novel-novel, cerita humor, fariabel karya sastra, dll. - Fungsi Sosial. Kegiatan membaca mempunyai fungsi social yang tinggi manakala dilaksanakan secara lisan atau nyaring. Dengan demikian kegiatan membaca tersebut langsung dapat dimanfaatkan oleh orang lain mengarahkan sikap berucap, berbuat dan berpikir. Contoh: pembacaan berita, karya sastra, pengumuman, dll.
- Fungsi Pembunuh Sepi
Kegiatan membaca dapat juga dilakukan untuk sekedar merintang-rintang waktu, mengisi waktu luang. Contoh: membaca majalah, surat kabar, dll.
3.
ManfaatMembaca
Selain fungsi tersebut diatas, kegiatan membaca mendatangkan berbagai manfaat, antara lain:
Selain fungsi tersebut diatas, kegiatan membaca mendatangkan berbagai manfaat, antara lain:
a. Memperoleh
banyak pengalaman hidup.
b. Memperoleh
pengetahuan umum dan berbagai informasi tertentu yang sangat berguna bagi
kehidupan.
c. Mengetahui
berbagai peristiwa besar dalam peradaban dan kebudayaan suatu bangsa.
d. Dapat
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir di dunia.
e. Dapat
mengayakan batin, memperluas cakrawala pandang dan piker, meningkatkan taraf
hidup, dan budaya keluarga, masyarakat, nusa dan bangsa.
f. Dapat
memecahkan berbagai masalah kehidupan, dapat mengantarkan seseorang menjadi
cerdik dan pandai.
g. Dapat
memperkaya perbedaan kata, ungkapan, istilah, dll yang sangat menunjang
keterampilan menyimak, berbicara dan menulis.
h. Mempertinggi
potensialitas setiap pribadi dan mempermantap desistensi, dll.
Demikian
besar manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan membaca. Emerson, seorang
filosof kenamaan yang mengharapkan setiap orang
(termasuk pelajar) dapat membiasakan diri sebagai pembaca yang baik.
Dengan
kebiasaan itu seseorang dapat menimba berbagai pengalaman dan pengetahuan,
moral, peradaban, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi dapat sampai pada
tingkat perkembangannya yang sekarang ini merupakan akibat langsung dari
pembacaan buku-buku besar.
Hal
di atas dipertegas lagi oleh Lin Yut'ang seorang filosof terkenal Cina yang
menyatakan bahwa orang yang tidak mempunyai kebiasaan membaca yang baik, akan
terpenjara dalam dunianya, baik dalam segi waktu dan ruang. Hal ini berarti ia
hanya dapat mengetahui hal-hal yang terjadi pada lingkungan dekatnya dan hanya
berhubungan dengan orang-orang tertentu saja.
Dengan
demikian semakin aktif seseorang membaca maka akan semakin tinggi pengetahuan
yang didapatkan, tidak terpenjara dalam dunianya.
Secara garis besarnya terdapat dua aspek penting dalam membaca, yaitu:
1.
Ketrampilan
yang bersifat mekanis yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah. Aspek ini mencakup:
a. Pengenalan bentuk huruf.
b. Pengenalan hubungan atau korespondensi
pola ejaan atau bunyi.
c. Ketepatan membaca bertaraf lambat.
2.
Ketrampilan
yang bersifat pemahaman yang dapat dinggap berada pada urutan yang lebih tinggi. Aspek ini mencakup :
a. Memahami pengertian sederhana.
b. Memahami signifikan atau makna.
c. Evaluasi atau penilaian isi dan
bentuk.
d. Kecepatan membaca yang fleksibel.
1. Membaca Nyaring ( Bersuara ).
Membaca nyaring adalah suatu aktivitas
atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca
bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami
informasi, pikiran dan perasaan seseorang pengarang.
Seorang pembaca nyaring yang baik biasanya berhasrat sekali menyampaikan sesuatu yang penting kepada para pendengarnya. Sesuatu yang penting tersebut dapat berupa informasi yang baru, sesuatu pengalaman yang berharga, uraian yang jelas, karakter yang menarik hati, humor yang segar, atau sebait puisi. Tanpa dorongan yang sedemikin rupa, maka kegiatan pembaca nyaring akan menjadi hambar dan tidak hidup.
Sang pembaca hendaknya mengetahui serta mendalami kinginan
dan kebutuhan para pendengarnya, serta mengiterpretasikan bahan bacaan itu
secara tepat,agar
dapat membaca nyaring dengan baik, maka sang pembaca haruslah mnguasai ketrampilan-ketrampilan
persepsi( penglihatan dan daya tanggap) sehingga dia mengenal atau memahami
kata-Kata dengan cepat dan
tepat.
Yang
sama pentingnya dengan hal itu ialah kemampuan mengelompokkan kata-kata kedalam
pikiran serta membacanya dengan baik dan lancar.
Untuk membantu para pendengar menangkap serta memahami maksud sang pengarang, maka sang pembaca biasanya menggunakan berbagai cara, antara lain :
Untuk membantu para pendengar menangkap serta memahami maksud sang pengarang, maka sang pembaca biasanya menggunakan berbagai cara, antara lain :
a.
Dia
menyoroti ide-ide baru dengan mempergunakan
penekanan yang jelas.
b. Dia
menjelaskan perubahan suatu ide ke ide yang lainnya.
c. Dia
menerangkan kesatuan-kesatuan pikiran di dalam satu kalimat dengan penyusunan kata-kata yang tepat dan baik.
d. Menghubungkanide-ide
yang bertautan dengan jalan menjaga suaranya agar tetap sampai
akhir dan tujuan tercapai.
e. Menjelaskan
klimaks-klimaks dengan gaya dan daya ekspresi yang baik dan tepat.
Pada saat membaca dalam hati kita hanya mempergunakan ingatan visual yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Tujuan membaca dalam hati adalah untuk memperoleh informasi.
Membaca
ekstensif berarti membaca secara luas,.Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang
sesingkat mungkin.
Tujuan dan tuntutan kegiatan membaca ekstensif adalah
untuk memahami isi yang penting-penting dengan cepat dan dengan demikian
membaca secara efisien dapat terlaksana.
Membaca
ekstensif ini meliputi pula:
a) Membaca survei.
b) Membaca sekilas.
c) Membaca dangkal
a) Membaca survei.
b) Membaca sekilas.
c) Membaca dangkal
Membaca
intensif adalah studi seksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang
dilaksanakan didalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua
sampai empat halaman setiap hari.
Yang termasuk kedalam kelompok membaca
intensif ialah:
a) Membaca telaah isi:
Membaca teliti.
Membaca Pemahaman.
Membaca kritis.
Membaca ide.
b) Membaca telaah bahasa
Membaca Bahasa.
Membaca sastra.
Membaca
telaah isi menuntut ketelitian, ke kritisan
berpikir, serta keterampilan menangkap
ide-ide yang tersirat dalam tulisan. Membaca
telaah isi terdiri dari:
a.
Membaca
Teliti, keterampilan yang dibutuhkan:
• Kemampuan survey yang cepat
• Membaca secara seksama dan membaca ulang paragraf untuk
menemukan kalimat- kalimat judul dan perinciannya
• Menemukan hubungan antara setiap paragraf setiap
paragraf memiliki satu pikiran pokok.
Paragraf dikembangkan dengan cara:
• Mengemukakan alasan
• Mengutarakan perincian-perincian
• Mengetengahkan satu contoh atau lebih
• Memperbandingkan
atau mempertentangkan dua hal
b. Membaca Kritis
Membaca krirtis merupakan tahapan lebih jauh dari pada membaca intensif, dan dianggap sebagai kegiatan membaca yang bertataram lebih tinggi.
Hal ini karena ide-ide buku yang telah
dipahami secara baik dan detail, perlu respons (ditanggapi/dikomentari), bahkan
dianalisis.
Membaca kritis mensyaratkan
pembacanya bersikap cermat, teliti, korektif, bisa menemukan kesalahan dan
kejanggalan dalam teks, baik dilihat dari sudut isi maupun bahasanya, serta
mampu pula membetulkan kesalahan-kesalahan itu.
Membaca kritis sangat dibutuhkan
sebagian landasan dan untuk kepentingan penulisan resensi buku, kritik sastra,
analisis bacaan ilmiah dan sastra serta pembuatan mamakalah banding.
Objek kajian membaca kritis tidak
terbatas pada karya-karya ilmiah saja, buku-buku sastrapun dapat digunakannya.
Pembaca kritis diminta menegakkan sikap objektif dan sportivitas serta cukup
punya keterbukaan dan kedinamisan.
Untuk
membaca teks yang lebih panjang perlu dikembangkan kemampuan menghubungkan antara setiap paragraf,
juga ketelitian membedakan paragraf yang memuat
gagasan-gagasan utama atau hanya memerinci saja.
Cara
membuat catatan, Ada tiga hal penting yang kita peroleh
dengan membuat catatan:
1.Menolong kita memahami apa yang kita baca.
2.Membuat kita terus menerus mencari
fakta-fakta yang penting.
3.Membantu ingatan.
Sebelum membaca sebaiknya Anda
memahami betul tujuan Anda dalam membaca. Karena adakalanya tujuan membaca antara satu
orang dan orang lain berbeda.
Contoh seorang mahasiswa membaca buku
karena dia mendapat
tugas dari kampus. Sedangkan yang lain membaca buku untuk mengisi waktu luang.
Namun apapun itu, tujuan utama membaca buku adalah memahami isi buku. Memahami
di sini bisa keseluruhan atau hanya sebagian saja. Hal yang semacam ini harus
Anda tetapkan dari awal supaya Anda lebih fokus pada pokok bahasan yang sudah Anda
tetapkan sebelumnya.
Setelah menetapkan tujuan selanjutnya
Anda melakukan survei terhadap buku yang akan Anda baca. Dalam hal ini
Anda bisa memanfaatkan daftar isi. Kenapa daftar isi? Karena pada umumnya
penulis sudah mengklasifikasikan isi buku tersebut dalam daftar isi.
Dengan tujuan supaya para pembaca
lebih mudah melihat garis besar isi sebuah buku.
Daftar isi biasanya juga memberikan
gambaran seluk beluk buku yang akan Anda baca.
Ia menjelaskan bagian-bagian utama
bab-babnya, dan sub-subnya. Dengan memanfaatkan daftar isi ini kita akan lebih
mudah melakukan survei isi dari sebuah buku.
Setelah melakukan survei terhadap
buku, kemudian buatlah pertanyaan-pertanyaan tentang buku tersebut. Contoh saya
pernah membaca buku tentang Speed Reading. Setelah melakukan survei saya
membuat sebuah pertanyaan seperti ini, Apa manfaat speed reading buat
seorang pembaca? Apa saja yang harus diperhatikan dalam speed reading?
Kapan waktu yang tepat untuk speed reading?
Bagaimana teknik latihan speed reading? Bagaimana
mengukur kemampuan speed reading?
Berapa lama umumnya seseorang menguasai kemampuan speed
reading?
Pertanyaan-pertanyaan di atas hanyalah contoh dari beberapa
pertanyaan yang pernah saya buat saat membaca buku yang berjudul speed
reading. Dengan begitu terbukti saya lebih mudah memahami isi buku
tersebut.
Setelah Anda menetapkan tujuan, melakukan survey dan membuat
pertanyaan, langkah selanjutnya Anda harus membaca sesuai tujuan yang telah
Anda tetapkan. Kalau misalnya Anda sudah menetapkan tujuan hanya ingin
mempelajari bagian tertentu saja, dan setelah Anda survey bagian itu tidak terhubung dengan bab yang lain, maka Anda bisa
memulai membaca pada bab tersebut.
Hal ini akan berbeda jika Anda ingin memahami seluruh isi buku.
Jika hal ini yang ingin kita lakukan maka, kita harus membaca buku itu. Usaha
ini akan lebih baik jika Anda memiliki kemampuan membaca cepat. Untuk mendapatkan
pemahaman yang baik, buku itu minimal kita
ulang sebanyak tiga kali.
Dalam membaca buku, terkadang kita akan menemukan beberapa hal
yang mungkin tidak kita pahami. Dari itulah penting bagi Anda untuk membawa
buku catatan dan pensil ketika membaca sebuah buku. Ketika Anda menemukan hal
yang tidak Anda pahami, langsung saja Anda tulis hal itu pada buku catatan yang
sudah Anda siapkan.
Setelah selesai segeralah mencari jawaban atas apa yang tidak
Anda pahami. Caranya mudah, Anda bisa cari rujukan referensi dari buku lain, atau pun
menanyakan pada orang yang lebih kompeten.
Setelah selesai membaca segeralah
tulis review Anda. Sebaiknya Jangan
menunggu sampai buku habis Anda baca. Tapi selepas Anda membaca, langsung
segera lakukan review. Misalnya
dalam satu hari Anda telah membaca 2 sampai 3 bab. Maka setelah selesai
membaca 2 sampai 3 bab tersebut Anda hari segera melakukan review. Review ini
dilakukan karena keterbatasan kita dalam mengingat isi bacaan. Mungkin dalam
1-2 hari setelah membaca kita masih ingat, tapi lebih dari itu Anda bisa lupa
atas apa yang Anda baca. Dari itulah review
adalah bagian penting yang tidak boleh Anda tinggalkan.
Keenam hal di atas pernah saya coba
dan hasilnya saya jauh lebih mudah memahami isi bacaan. Saya berharap tulisan ini bisa
memberikan manfaat kepada Anda.
BAB III
PENUTUP
1.Kesimpulan
Memahami isi bacaan sangat tergantung
pada jenis bacaan dan jumlah halaman yang dibaca. Jenis bacaan yang kita sukai
akan lebih mudah kita serap dibandingkan jenis bacaan yang tidak kita sukai.
Selanjutnya jumlah halaman yang sedikit akan lebih mudah kita pahami, dari pada
bacaan yang memiliki jumlah halaman yang lebih banyak.
2
.Saran
Setelah
mempelajari makalah ini diharapkan mahasiswa dapat lebih mengetahui tentang
pengertian dan ketrampilan membaca, serta aspek-aspek , tujuan dan jenis-jenis
ketrampilan membaca.
DAFTAR PUSTAKA
- Akhadiah. Sabarti, dkk. 1992/1993. Bahasa Indonesia III. Jakarta. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
- Andayani, dkk. 2009. Materi Pokok Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta. Universitas Terbuka.
- Darmiyati. Zuchdi, dkk. 1999/2000. Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta. Dirjen dikti. Depatemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
- Depdiknas, 2003. Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.
- Depdiknas. 2006. Kurikulum KTSP Kelas I. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.
- Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis. 1983. Petunjuk Khusus Bidang Pengajaran Bahasa Indonesia Buku II Pengembangan dan Pengadminstrasian Program. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
- Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. 1991/1992. Petunjuk Pengajaran Membaca dan Menulis Kelas I di Sekolah Dasar. Jakarta. P2MSK.
- Mikarsa, Hera Lestari, dkk. 2007. Materi Pokok Pendidikan Anak di SD Edisi 1. Jakarta. Universitas Terbuka.
- Puji Santoso, dkk. 2009. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta. Universitas Terbuka.
- Rusna Ristasa Augusta. 2010. Pedoman Penyusunan Laporan Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Departemn Pendidikan Nasional. Jakarta. Universitas Terbuka.
- St. Y. Slamet. dkk. 1996. Peningkatan Keterampilan Bahasa Indonesia (Bahasa Lisan Dan Bahasa Tertulis). Surakarta. D II/Semester I/3 SKS. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
- Sumantri, Mulyani, 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung. CV Maulana.
- Suyatno. H. Dkk. 2008. Indahnya Bahasa Dan Sastra Indonesia. Jakarta. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
- Tarigan. Djago. Drs. dkk. 2006. Materi Pokok Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta.Universitas Terbuka.
- Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Depdiknas.
- Wardhani, I Gak, dkk. 2007. Penelitian Tindkaan Kelas. Jakarta. Universitas Terbuka.
- Winataputra, H. Udin S. dkk.2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Universitas Terbuka.