1. Berdasarkan pengucapan : Kalimat
langsung dan kalimat tidak langsung.
2. Berdasarkan jumlah frasa
(struktur gramatikal): Kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
3. Berdasarkan isi atau fungsinya:
Kalimat berita, tanya, perintah dan seruan.
4. Berdasarkan unsur :kalimat
lengkap dan kalimat tak lengkap.
5. Berdasarkan susunan S-P: Kalimat
versi dan kalimat inversi.
6. Berdasarkan bentuk gayanya
(retorikanya): kalimat yang melepas, kalimat yang klimaks, dan kalimat
yang berimbang.
yang berimbang.
7. Berdasarkan subjeknya: Kalimat
aktif dan kalimat pasif.
Jenis-jenis kalimat yang dapat
digolongkan ke dalam beberapa kelompok.
A. Berdasarkan Pengucapan
Kalimat langsung adalah kalimat yang
secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat langsung juga dapat diartikan
kaliamt yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga).
Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa
kalimat tanya atau kalimat perintah.
Contoh:
- Ibu berkata: “Rohan, jangan
meletakkan sepatu di sembarang tempat!”
- “Saya gembira sekali”,kata
ayah,”karena kamu lulus ujian”.
Kalimat tak langsung adalah kalimat
yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan orang lain. Kalimat tak
langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi
kalimat berita.
Contoh:
- Ibu berkata bahwa dia senang
sekali karena aku lulus ujian.
- Kakak berkata bahwa buku itu
harus segera dikembalikan.
.
B. Berdasarkan Jumlah Frasa
(Struktur Gramatikal)
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2
jenis, yaitu:
Kallimat tunggal adalah kalimat yang
memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat.
Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat yang panjang
dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan dapat juga
ditelusuri p0la-pola pembentukannya. Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud
adalah:
* KB + KK (Kata Benda + Kata
Kerja)
Contoh: Victoria bernyanyi
.
S P
* KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)
Contoh: Ika sangat
rajin
.
S P
* KB + KBil (Kata Benda + Kata
Bilangan)
Contoh: Masalahnya seribu
satu.
.
S P
Kalimat tunggal dapat
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat nominal
adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.
Contoh : Saya siswa kelas
VI.
2. Kalimat verbal
adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
Contoh : Adik bernyanyi.
Setiap kalimat tunggal di atas dapat
diperluas dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya. Dengan penambahan
unsur-unsur itu, unsur utama dari kalimat masih dapat dikenali. Suatu kalimat tunggal
dapat diperluas menjadi dua puluh atau lebih.
Perluasan kalimat tesebut
terdiri atas:
- Keterangan tempat, seperti di sini, dalam ruangan tertutup, lewat Bali, sekeliling kota.
- Keterangan waktu, seperti: setiap hari, pada pukul 21.00, tahun depan, kemarin sore, minggu kedua bulan ini.
- Keterangan alat (dengan + kata benda), seperti: dengan linggis, dengan undang-undang itu, dengan sendok, dengan wesel pos, dengan cek.
- Keterangan modalitas, seperti: harus, barangkali, seyogyanya. sesungguhnya, sepatutnya.
- Keternagan cara (dengan + kata sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati, seenaknya saja, selekas mungkin.
- Keterangan aspek, seperti akan, sedang, sudah, dan telah.
- Keterangan tujuan, seperti: agar bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi mereka.
- Keterangan sebab, seperti: karena rajin, sebab berkuasa, lantaran panik.
- Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya menggantikan, seperti: penerima Sepatu Emas, David Beckham.
- Frasa yang, seperti: mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang memperhatikan rakyat.
Contoh perluasan kalimat tunggal
adalah:
1. Victoria akan bernyanyi di Las
Vegas.
2. Masalahnya seribu satu yang belum
terpecahkan.
3. Ika sangat rajin menyelesaikan
tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
Kalimat majemuk terdiri atas dua
atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik kordinasi maupun
subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu:
2.1. Kalimat Majemuk Setara
(KMS)
Kalimat ini terbentuk dari 2 atau
lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat sederajat. Kalimat majemuk
setara dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, yaitu:
* KMS Penggabungan. Dua atau lebih
kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata dan atau serta.
Contoh:
- Kami mencari bahan dan
mereka meramunya.
- Ratih dan Ratna bermain bulu
tangkis di halaman rumah.
* KMS Pertentangan. Dua kalimat
tunggal yang dihubungkan oleh kata tetapi, sedangkan, namun,
melainkan. Kedua kalimat tersebut menunjukkan hubungan pertentangan.
Contoh:
- Indonesia adalah negara
berkembang, sedangkan jepang termasuk negara yang sudah maju.
- Bukan saya memecahkan gelas
itu, melainkan kakak.
* KMS Pemilihan. Dua atau lebih
kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata atau.
Contoh:
- Makalah ini harus dikumpukan
besok atau minggu depan.
- Aku atau dia yang akan kamu
pilih.
* KMS Penguatan. Dua atau lebih
kalimat tunggal dihubungkan dengan kata bahkan.
Contoh:
- Dia tidak hanya cantik,
bahkan dia juga sangat baik hati.
- Pencuri itu tidak hanya
dipukuli oleh masa, bahkan dia disiksa dengan sadis.
* KMS yang dibentuk dari dua atau
lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian,
untuk menandakan suatu kejadian yang berurutan.
Contoh:
- Mula-mula disebutkan
nama-nama juara melukis tingkat SD, kemudian disebutkan nama-nama juara melukis
tingkat SMP.
2.2 Kalimat Majemuk
Bertingkat (KMB)
Kalimat majemuk setara terdiri atas
satu suku kaliamat bebas dan satu suku kalimat yang tidak bebas. Kedua kalimat
tersebut memiliki pola hubungan yang tidak sederajat. Bagian yang memiliki
kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk
kalimat). Bagian yang lebih rendah kedudukakannya disebut dengan klausa sematan
(anak kalimat).
Ada beberapa penanda hubungan /
konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat majemuk bertingkat, yaitu:
1. Waktu : ketika, sejak
2. Sebab: karena,
Olehkarenaitu, sebab, oleh sebab itu
3. Akibat: hingga, sehingga,
maka
4. Syarat: jika, asalkan,
apabila
5. Perlawanan: meskipun,
walaupun
6. Pengandaian: andaikata,
seandainya
7. Tujuan: agar, supaya,
untukbiar
8. Perbandingan: seperti,
laksana, ibarat, seolah‐olah
9. Pembatasan: kecuali, selain
10. Alat: dengan+
katabenda: dengan tongkat
11. Kesertaan: dengan+ orang
Contoh:
- Walaupun komputer itu dilengkapi
dengan alat-alat modern, para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer
itu.
Induk kalimat: Para hacker masih
dapat mengacaukan data-data komputer itu.
Anak kalimat: Walaupun
komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern.
Kalimat majemuk campuran terdiri
atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat atau kebalikannya.
Contoh:
- Karena hari sudah
malam, kami berhenti dan langsung pulang.
KMS: Kami berhenti dan
langsung pulang.
KMC: Kami berhenti karena hari
sudah malam.
.
Kami langsung pulang karena hari sudah malam.h
- Kami pulang, tetapi mereka
masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
KMS: Kami pulang, tetapi
mereka masih bekerja.
KMB: Mereka masih bekerja karena
tugasnya belum selesai.
.
Kalimat dapat dibedakan menjadi 4
jenis, yaitu:
Kalimat perintah adalah kalimat yang
bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu.
Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam penulisannya.
Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
* Kalimat perintah biasa, ditandai
dengan partikel lah.
Contoh : Gantilah bajumu !
* Kalimat larangan, ditandai dengan
penggunaan kata jangan.
Contoh Jangan membuang sampah
sembarangan !
* Kalimat ajakan, ditandai dengan
kata mohon, tolong, silahkan.
Contoh : Tolong temani nenekmu
di rumah !
Kalimat berita adalah kalimat yang
isinya memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya, biasanya diakhiri dengan
tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi menurun.
Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan.
Contoh : Nenek akan datang dari
Bandung besok pagi.
Contoh : Saya tidak akan datang
pada acara ulang tahunmu.
Contoh : Bapak mungkin akan
tiba besok pagi.
* Kalmat berita bentuk lainnya
Contoh : Kami tidak taahu
mengapa dia datang terlambat.
Kalimat tanya adalah kalimat yang
bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi (jawaban) yang
diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya dan
dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan
adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan.
Contoh:
- Mengapa gedung ini dibangun
tidak sesuai dengan disainnya?
- Kapan Becks kembali ke
Inggris?
Kalimat seruan adalah kalimat yang
digunakan untuk mengungkapakan perasaa ‘yang kuat’ atau yang mendadak. Kalimat
seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam pelafalannya dan
menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.
Contoh:
- Aduh, pekerjaan rumah saya
tidak terbawa.
- Bukan main, eloknya.
.
Kalimat dapat dibedakan ke dalam 2
jenis, yaitu:
Kalimat lengkap adalah kalimat yang
sekurang-kurangnya terdiri dari satu buah subyek dan satu buah predikat.
Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.
Contoh :
- Mahasiswa berdiskusi
di dalam kelas.
.
S
P
K
- Ibu mengenakan
kaos hijau dan celana hitam.
.
S
P
O
Kalimat tidak lengkap adalah kalimat
yang tidak sempurna karena hanya memiliki subyek saja, atau predikat saja, atau
objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap biasanya berupa
semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan,
sapaan dan kekaguman.
Contoh:
- Selamat sore
- Silakan Masuk!
- Kapan menikah?
- Hei, Kawan…
.
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2
jenis, yaitu:
Kalimat versi adalah kalimat yang
predikatnya mendahului subjeknya. Kata atau frasa tertentu yang pertama muncul
akan menjadi kunci yang akan mempengaruhi makna untuk menimbulkankesan
tertentu, dibandingkan jika kata atau frasa ditempatkan pada urutan kedua.
Kalimat ini biasanya dipakau untuk penekanan atau ketegasan makna.
Contoh:
- Ambilkan koran di
atas kursi itu!
.
P
S
- Sepakat kami untuk
berkumpul di taman kota.
.
S
P
K
Kalimat inversi adalah kalimat yang
susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan pola kalimat dasar bahasa
Indonesia (S-P-O-K).
Contoh:
- Penelitian ini dilakukan
mereka sejak 2 bulan yang lalu.
.
S
P O
K
- Aku dan dia bertemu
di cafe ini.
.
S P
K
.
F. Berdasarkan Bentuk Gaya
Penyajiannya (Retorikanya)
Kalimat dapat dibedakan menjadi 3
jenis yaitu:
Kalimat yang melepas terbentuk jika
kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh unsur utama (induk kalimat) dan
diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat). Unsur anak kalimat ini seakan-akan
dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan,
kalimat itu sudah bermakna lengkap.
Contoh;
- Saya akan dibelikan vespa
oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana.
- Semua warga negara harus
menaati segala perundang-undangan yang berlaku agar kehidupan di negeri ini
berjalan dengan tertib dan aman.
Kalimat klimaks terbentuk jika
kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh
induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca anak kalimatnya.
Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang ditunggu, yaitu
induk kalimat. Oleh karen itu, penyajian kalimat ini terasa berklimaks dan
terasa membentuk ketegangan.
Contoh:
- Karena sulit
kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya.
- Setelah 1.138 hari disekap
dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga negara Prancis itu dibebaskan
juga.3.
Kalimat yang berimbang disusun dalam
bentuk kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk campuran, Struktur kalimat
ini memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan ke dalam bangun
kalimat yang simetri.
Contoh:
- Bursa saham tampaknya
semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba melakukan transaksi,
dan IHSG naik tajam.
- Jika stabilitas nasional
mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadat dengan
leluasa.
.
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2
jenis, yaitu:
1. Kaliamat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat
yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya
memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga
dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang tidak dapat dilekati oleh
awalan me–saja), misalnya pergi, tidur, mandi, dll (kecuali makan
dan minum).
Contoh:
- Mereka akan berangkat besok
pagi.
- Kakak membantu ibu di dapur.
Kalimat aktif dibedakanmenjadi 2, yaitu:
1.1 Kalimat Aktif
Transitif
Kalimat aktif transitif adalah
kalimat yang dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini
biasanya berawalam me- dan selalu dapatt dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh: Eni
mencuci piring.
.
S
P O1
Kalimat aktif intransitif adalah
kalimat yang tidak dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada
kalimat ini biasanya berawaln ber-. Kalimat yang berawalan me- tidak diikuti
dengan O1. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh:
- Mereka berangkat
minggu depan.
.
S
P
K
- Amel menangis
tersedu-sedu di kamar.
. S
P
K
Kalimat ini tidak dapat dirubah
menjadi kal pasif karena disertai oleh pelengkap bukan objek.
Contoh:
- Dian kehilangan
pensil.
.
S
P Pel.
- Soni selalu
mengenderai sepeda motor ke kampus.
. S
P
Pel
K
Kalimat pasif adalah kalimat yang
subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat
berupa kata kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti oleh kata depan oleh.
Kalimat pasif dapat dibedakan
menjadi 2 jenis, yaitu:
Kalimat pasif ini biasanya diperoleh
dari kalimat aktif transitif. Predikat pada kalimat ini berawalan di-,ter-,ke-an.
Contoh:
- Piring dicuci Eni.
.
S P O2
Kalimat pasif zero adalah kalimat
yang objek pelakunya(O2) melekat berdekatan dengan O2 tanpa disisipi dengan
kata lain. Predikat pada kalimat ini berakhiran -kan dan akan terjadi
penghilangan awalan di-. Predikatnya juga dapat berupa kata dasar berkelas
kerja kecuali kata kerja aus. Kalimat pasif zero ini berhubungan dengan kalimat
baku.
Contoh:
- Ku pukul adik.
. O2
P S
- Akan saya sampaikan
pesanmu.
.
O2
P
S
1. Subjek pada kalimat aktif
dijadikan objek pada kalimat pasif.
2. Awalan me- diganti dengan
di-.
3. Tambahkan kata oleh di
belakang predikat.
Contoh : Bapak
memancing ikan. (aktif)
.
Ikan dipancing oleh bapak. (pasif)
4. Jika subjek kalimat akrif berupa kata ganti maka awalan me- pada predikat dihapus, kemudian subjek dan predikat dirapatkan.
Contoh : Aku harus
memngerjakan PR. (aktif)
Kutipan dari Internet.
.
PR harus kukerjakan. (pasif)
kutipan dari Internet.
kutipan dari Internet.