BAB
10
MASALAH,
FOKUS, JUDUL PENELITIAN, DAN TEORI DALAM PENELITIAN KUALITATIF
A.
Pengertian
Penelitian Kualitatif
Menurut
Margono (2005:36) penelitian kualitatif adalah proses penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif, dengan
diperolehnya data (berupa kata atau tindakan), sering digunakan untuk
menghasilkan teori yang timbul dari hipotesis-hipotesis seperti dalam
penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif memerlukan ketajaman analisis,
objektivitas, dan sistematik. Pertimbangan peneliti dalam penggunaan penafsiran
makna yang terkandung dalam fenomena temuan sangat diperlukan. Pertimbangan
dilakukan dengan cara menetapkan kategori yang lain, dan menentukan kriteria
yang akan digunakan terhadap kategori itu. Analisis yang digunakan dalam
penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif-analitik yang berarti
interpretasi terhadap isi dibuat dan disusun secara sistematik/menyeluruh dan
sistematis.
Berikut ini ada beberapa alasan
mangenai maksud dilakukannya penelitian kualitatif:
1. Untuk menanggulangi banyaknya informasi
yang hilang
2. Untuk menanggulangi kecenderungan
menggali data empiris dengan tujuan membuktikan kebenaran hipotesis akibat dari
adanya hipotesis yang disusun sebelumnya, berdasarkan berpikir dedukatif
seperti dalam penelitian kuantitaif.
3. Untuk menanggulangi kecenderungan
pembatasan variabel yang sebelumnya
4. Untuk menanggulangi adanya
indeks-indeks kasar seperti dalam penelitian kuantitatif menggunakan pengukuran
enumirasi (perhitungan) empiris, padahal inti sebenarnya berada pada konsep
yang timbul dari data.
B. Masalah
dalam Penelitian Kualitatif
Dalam
penelitian kualitatif “masalah” yang dibawa oleh peneliti masih remang-remang,
bahkan gelap, kompleks, dan dinamis. Oleh karena itu, “masalah” dalam
penelitian kualitatif masih bersifat sementara, tentativ dan akan berkembang
atau berganti setelah peneliti berada di lapangan.
Dalam
penelitian kualitatif, akan terjadi tiga kemungkinan terhadap masalah yang
dibawa oleh peneliti dalam penelitian.
1. Masalah yang dibawa oleh peneliti
tetap, sehingga sejak awal sampai akhir penelitian sama. Dengan demikian judul
proposal dan judul laporan penelitian sama.
2. Masalah yang dibawa peneliti setelah
memasuki penelitian berkembang yaitu memperluas atau memperdalam masalah yang
telah disiapkan. Dengan demikian tidak terlalu banyak perubahan dan judul
penelitian cukup disempurnakan.
3. Masalah yang dibawa peneliti setelah
memasuki lapangan berubah total, sehingga harus ganti masalah. Dengan demikian
judul proposal dengan judul penelitian tidak sama dan judulnya diganti.
C. Fokus
Masalah
Dalam
pandangan penelitian kualitatif, gejala itu bersifat holistik (menyeluruh,
tidak dapat dipisah-pisahkan), sehingga peneliti kualitatif tidak akan menetapkan
penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian, tetapi keseluruhan situasi
sosial yang diteliti yang meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor) dan
aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.
Batasan
masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus, yang berisi pokok
masalah yang masih bersifat umum. Spradley dalam Sanapiah Faisal (1988)
mengemukakan empat alternatif untuk menetapkan fokus:
1. Menetapkan fokus pada permasalahan
yang disarankan oleh informan. Informan ini dalam lembaga pendidikan, bisa
kepala sekolah, guru, orang tua murid, pakar pendidikan dan sebagainya.
2. Menetapkan fokus berdasarkan
domain-domain tertentu organizing domain. Domain dalam pendidikan ini bisa
kurikulum, proses belajar mengajar, sarana prasarana, tenaga pendidik dan
kependidikan, manajemen, pembiayaan, sistem evaluasi, pandangan hidup
kompetensi dan sebagainya.
3. Menetapkan fokus yang memiliki nilai
temuan untuk mengembangkan iptek. Temuan berarti sebelumnya belum pernah ada.
Temuan ini dalam pendidikan misalnya menemukan metode mengajar matematika yang
mudah difahami dan menyenangkan.
4. Menetapkan fokus berdasarkan
permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang telah ada. Penelitian
inibersifat pengembangan yaitu ingin melengkapi dan memperluas teori yang telah
ada.
D. Bentuk
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah merupakan bentuk pertanyaan yang dapat memandu peneliti untuk
mengumpulkan data di lapangan. Berdasarkan level
of explanation suatu gejala, maka secara umum terdapat tiga bentuk rumus
masalah, yaitu:
1. Rumusan masalah deskriptif adalah
suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk mengeksplorasi dan atau
memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan
mendalam.
2. Rumusan masalah komparatif adalah
rumusan masalah yang memandu peneliti untuk membandingkan antar koteks sosial
atau domain satu dibandingkan dengan yang lain.
3. Rumusan masalah asosiatif atau
hubungan adalah rumusan masalah yang memandu peneliti untuk mengkontruksi
hubungan antara situasi sosial atau domain satu dengan yang lainnya.
a. Hubungan simetris adalah hubungan
suatu gejala yang munculnya bersamaan sehingga bukan merupakan hubungan sebab
akibat atau interaktif.
b. Hubungan kausal adalah hubungan yang
bersifat sebab dan akibat.
c. Hubungan reporical adalah hubungan
yang saling mempengaruhi. Dalam penelitian kualitatif hubungan yang diamati
atau ditemukan adalah hubungan yang bersifat reporical atau interaktif.
E. Judul
Penelitian Kualitatif
Dalam
penelitian kualitatif, karena masalah yang dibawa oleh peneliti masih bersifat
sementara, dan bersifat holistik, maka judul dalam penelitian kualitatif yang
dirumuskan dalam proposal juga masih bersifat sementara, dan akan berkembang
setelah memasuki lapangan.
Judul
penelitian kualitatif tentu saja tidak harus mencerminkan permasalahan dan
variabel yang diteliti, tetapi lebih pada usaha untuk mengungkapkan fenomena
dalam situasi sosial secara luas dan mendalam, serta menemukan hipotesis dan
teori.
F. Karakteristik Penelitian Kualitatif
Moleong
mengungkapkan karakteristik atau ciri dari penelitian kualitatif adalah sebagai
berikut:
1. Lingkungan alamiah sebagai sumber
data langsung. Penelitian kualitatif mengadakan penelitian pada konteks dan
suatu keutuhan sebagaimana adanya (alami) tanpa dilakukan perubahan dan
intervensi oleh peneliti.
2. Manusia merupakan alat (instrumen)
utama pengumpulan data. Penelitian kualitatif menghendaki peneliti atau dengan
bantuan orang lain sebagai alat utama pengumpul data. Hal ini dimaksudkan agar
lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada di
lapangan.
3. Analisis data dilakukan secara
induktif. Penelitian kuaitatif tidak dimulai dari deduksi teori, tetapi dimulai
dari fakta empiris.
4. Penelitian bersifat deskritpif
analitik. Data yang diperoleh berupa kata-kata, gambar perilaku tidak
dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik, melainkan tetap dalam
bentuk kualitatif yang memiliki arti lebih kaya dari sekedar angka atau
frekuensi. Peneliti segera melakukan analisis data dengan member pemaparan
gambaran mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif.
5. Tekanan penelitian berada pada
proses. Penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan segi proses daripada
hasil.
6. Pembatasan penelitian berdasarka
fokus
7. Perencanaan bersifat lentur dan
terbuka.
8. Hasil penelitian merupakan
kesepakatan bersama.
9. Pembentukan
teori dari dasar. Penelitian kualitatif menekankan pada kepercayaan terhadap
apa adanya yang dilihat, sehingga bersifat netral
10. Pendekatan
penelitian menggunakan metode kualitatif.
11. Teknik
sampling cenderung bersifat purposif.
12. Penelitian
bersifat menyeluruh (holistik).
13. Makna
sebagai perhatian utama peneltian. Penelitian kualitatif mengarahkan pusat
perhatiannya kepada cara bagaimana orang memberi makna pada kehidupannya.
G. Teori
dalam Penelitian Kualitatif
Dalam
penelitian kualitatif, karena permasalahan yang dibawa oleh peneliti masih
bersifat sementara, maka teori yang digunakan dalam penyusunan proposal
penelitian kualitatif juga masih bersifat sementara, dan akan berkembang
setelah peneliti memasuki lapangan atau konteks sosial. Dalam kaitanya dengan
teori, kalau dalam penelitian kuantitatif itu bersifat menguji hipotesis atau
teori, sedangkan dalam penelitian kualitaf bersifat menemukan teori.
Teori
bagi peneliti kualitatif akan berfungsi sebagai bekal untuk bisa memahami
konteks sosial secara lebih luas dan mendalam. Walaupun penelitian kualitatif
dituntut untuk menguasai teori yang luas dan mendalam, namun dalam melaksanakan
penelitian kualitatif, peneliti kualitatif harus mampu melepaskan teori yang
dimiliki tersebut dan tidak digunakan sebagai panduan untuk menyusun instrumen
dan sebagai panduan untuk wawancara, dan observasi.
Untuk
dapat menjadi instrumen penelitian yang baik, peneliti kualitatif dituntut
untuk memiliki wawasan yang luas, baik wawasan teoritis maupun wawasan yang
terkait dengan konteks sosial yang diteliti yang berupa nilai, budaya,
keyakinan, hukum, adat istiadat yang terjadi dan berkembang pada konteks sosial
tersebut.
Peneliti
kualitatif dituntut mampu mengorganisasikan semua teori yang dibaca. Landasan
teori yang dituliskan dalam proposal penelitian lebih berfungsi untuk
menunjukkan seberapa jauh peneliti memiliki teori dan memahami permasalahan
yang diteliti walaupun masih permasalahan tersebut bersifat sementara itu. Oleh
karena itu landasan teori yang dikemukakan tidak merupakan harga mati, tetapi
bersifat seentara. Peneliti kualitatif justru dituntut untuk melakukan grounded
research, yaitu menemukan teori berdasarkan data yang diperoleh di lapangan situasi
sosial.
DAFTAR PUSTAKA
·
Bungin,
Burhan. 2008. Analisis Data Penelitian
Kualitatif. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada
·
Margono,
S. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Maleong,
Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
·
Sugiyono,
2013. Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta