PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL, DAN PARADIGMA PENELITIAN
A. Proses Penelitian Kuantitatif
Dalam
penelitian kuantitatif, masalah yang dibawa peneliti harus sudah jelas,
sedangkan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah peneliti memasuki lapangan. Berikut adalah langkah-langkah
dalam melakukan penelitian :
Mengidentifikasi
masalah kemudian dibatasi, dan selanjutnya masalah tersebut dirumuskan. Rumusan
masalah pada umumnya dinyatakan dalam kalimat pertanyaan. Berdasarkan rumusan
masalah tersebut, maka peneliti menggunakan berbagai teori untuk menjawabnya. Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah tersebut, selanjutnya akan
dibuktikan kebenarannya secara empiris berdasarkan data dari lapangan. Untuk
ini peneliti melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan pada
populasi tertentu yang telah ditetapkan. Bila populasi terlalu luas dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Meneliti
adalah mencari data yang teliti dan akurat. Untuk itu peneliti melakukan
instrument penelitian. Instrumen untuk pengumpulan data dapat berbentuk test
dan nontest (kuesioner, observasi, dan wawancara). Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis. Analisis diarahkan
untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Dalam penelitian
kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat
berupa statistik deskriptif dan inferensial.
Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan
diberikan pembahasan. Penyajian data dapat menggunakan tabel, tabel distribusi,
frekuensi, grafik garis, grafik batang, diagram lingkaran, dll. Setelah penelitian diberikan pembahasan,
selanjutnya dapat disimpulkan. Kesimpulan berisi jawaban singkat terhadap setiap
rumusan masalah berdasarkan data yang telah terkumpul. Kesimpulan harus sesuai
banyaknya masalah yang dirumuskan sebelumnya. Lalu terakhir peneliti
berkewajiban memberikan saran atas masalah yang telah dipecahkannya. Saran yang
diberikan harus berdasarkan kesimpulan hasil penelitian.
B. Masalah
1. Masalah dan Cara
Pemecahannya
Seperti yang telah dikemukakan bahwa pada
dasarnya penelitian itu dilakukan guna mendapatkan data yang dapat digunakan
untuk memecahkan masalah. Setiap penelitian yang akan dilakukan selalu berawal
dari masalah. Walaupun diakui bahwa memilih masalah penelitian sering merupakan
hal yang paling sulit dalam proses penelitian (Tuckman, 1988:25). Bila dalam
meneliti telah dapat menemukan masalah yang betul-betul masalah, maka pekerjaan
penelitian 50% telah selesai.
HUBUNGAN
ANTARA KETEPATAN MEMILIH MASALAH DAN CARA PEMECAHANNYA
Ketepatan
Masalah
|
Ketepatan
Cara Pemecahan
|
Masalah benar
Masalah benar
Masalah salah
Masalah salah
|
Cara pemecahan benar
Cara pemecahan salah
Cara pemecahan benar
Cara pemecahan salah
|
2. Sumber Masalah
Masalah
dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang
benar-benar terjadi. Stonner (1982 : 257) mengemukakan bahwa masalah-masalah
dapat diketahui bila terdapat hal-hal berikut :
a
Terdapatnya penyimpangan antara
pengalaman dengan pernyataan. Contoh: Orang yang biasanya menjadi pemimpin pada
bidang pemerintahan harus pindah ke bidang bisnis.
b
Terdapat penyimpangan terhadap apa yang
telah direncanakan dengan kenyataan.
Contoh: Sesuatu yang direncanakan akan
mendapat keuntungan yang tinggi, tetapi kenyataannya tidak.
c
Ada pengaduan. Dalam suatu organisasi
bisnis yang tadinya tenang tidak ada masalah ternyata setelah ada pihak
tertentu yang mengadukan produk maupun layanan yang diberikan, maka akan timbul
masalah dalam organisasi itu.
d
Ada kompetisi. Adanyanya saingan atau
kompetisi sering dapat menimbulkan masalah besar, bila tidak dapat memanfaatkan
untuk kerjasama. Misalnya semula hanya ada satu perusahaan yang menghasilkan
suatu produk tertentu, ternyata muncul perusahaan yang lain yang memunculkan
produk yang sama dengan merk yang berbeda.
3. Rumusan Masalah yang Baik
Freankel
dan Wallen (1990 : 22) mengemukakan bahwa masalah penelitian yang baik adalah :
a Masalah harus feasible, dalam arti masalah tersebut harus dapat dicari
jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana, tenaga
dan waktu.
b Masalah harus jelas, yaitu semua orang memberikan presepsi yang sama
terhadap masalah tersebut.
c Masalah harus signifikan, dalam arti jawaban atas masalah itu harus
memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah
kehidupan manusia.
d Masalah bersifat etis, yaitu penelitian tidak berkenaan tentang hal-hal
yang bersifat etika, moral, nilai-nilai keyakinan, dan agama. (ini hanya
berlaku untuk penelitian kuantitatif karena sulit mengukur).
4.
Bentuk-
Bentuk Rumusan Masalah Penelitian
a
Rumusan
Masalah Deskriptif
Adalah suatu rumusan masalah yang
berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variable mandiri, baik hanya
pada satu variable atau lebih.
Penelitian Deskriptif merupakan
penelitian yang populer dalam bidang bisnis (Emory, 1985).
Peneliti yang bermaksud mengetahui
potensi pasar, kemampuan daya beli terhadap barang tertentu, kepuasan dan
keloyalitas konsumen adalah contoh penelitian deskriptif.
b
Rumusan
Masalah Komparatif
Adalah suatu pertanyaan penelitian yang
bersifat membandingkan keberadaan satu variable atau lebih pada dua atau lebih
sampel yang berbeda. Beberapa contoh rumusan masalahnya:
- Adakah kesamaan cara promosi antara
perusahaan A dan B?
- Adakah perbedaan jumlah penjualan
antara mobil sedan dan niaga?
- Adakah perbedaan kualitas manajemen
antara Bank Swasta dan Bank Indonesia?
c
Rumusan
Masalah Asosiatif
Adalu pertanyaan penelitian yang bersifat
menanyakan hubungan antara dua variable atau lebih. Terdapat tiga bentuk
hubungan yaitu:
I. Hubungan Simetris
Adalah suatu hubungan antara dua variable
atau lebih yang kebetulan munculnya bersamaan. Contoh: “Adakah hubungan antara
banyaknya semut di pohon dengan tingkat manisnya buah?”.
II. Hubungan
Kausal
Adalah hubungan yang bersifat sebab
akibat. Disini ada variable independen (variable yang mempengaruhi) dan
dependen (dipengaruhi). Contoh: “Seberapa besar pengaruh tata ruang toko g
terhadap jumlah penduduk?”
III. Hubungan Interaktif/ Resiprocal/ Timbal
Balik
Adalah hubungan yang saling mempengaruhi.
Disini tidak diketahui mana variable independen dan dependennya. Contoh: “
Hubungan antara motivasi dan prestasi. Disini dapat dinyatakan motivasi saling
mempengaruhi prestasi dan juga prestasi mempengaruhi motivasi”.
Berdasarkan
uraian diatas, maka bentuk-bentuk rumusan masalah dapat digambarkan sebagai
berikut :
C. Variabel
Penelitian
1.
Pengertian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut,kemudian ditarik kesimpulannya. Secara teoritis variabel dapat
didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai “variasi”
antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek yang lain (Hatch dan
Farhady, 1981).
Dinamakan
variabel karena ada variasinya. Variabel yang tidak ada variasinya bukan
dikatakan sebagai variabel. Untuk dapat bervariasi, maka penelitian harus
didasarkan pada sekelompok sumber data atau obyek yang bervariasi.
Kerlinger (1973) menyatakan bahwa
variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Di bagian lain
Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang
diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values). Selanjutnya Kidder
(1981) menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas dimana peneliti
mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.
Berdasarkan
pengertian diatas, maka dapat dirumuskan bahwa variabel penelitian adalah suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya.
2.
Macam-macam Variabel
Menurut
hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam-macam
variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi :
a. Variabel
Independen: sering
disebut sebagai variabel stimulus,prediktor,actecedent.
Dalam bahasa Indonesia disebut sebagai
variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
b.
Varibel
Dependen: sering disebut sebagai variabel
output,kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia disebut sebagai variabel
terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanyavariabel bebas.
c.
Varibel
Moderator: adalh variabel yang mempengaruhi
(memperkuat atau memperlemah) hubungan antar variabel independen dan dependen.
Variabel disebut juga sebagai varibel independen ke dua.
d.
Variabel
intervening: adalah variabel yang secara teoritis
mempengaruhi hubungan antara variabel independen dan dependen, tetapi tidak
dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang
terletak di antara veriabel independen dan dependen, sehingga variabel
independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel
dependen.
e.
Varibal
kontrol: adalh variabel yang dikendalikan atau
dibuat konstan sehingga hubungan variabel indepanden terhadap dependen tidak
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol sering
digunakan peneliti, bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan
melalui penelitian eksperimen.
Untuk dapat menentukan kedudukan variabel
independen, dan dependen, moderator, intervening atau variabel yang lain, harus
dilihat konteksnya dengan dilandasi konsep teoritis yang mendasari maupun hasil
dari pengamatan yang empiris di empat penelitian. Dalam penelitian kualitatif
hubungan antara semua variabel tersebut akan diamati, karena penelitian
kualitatif berasumsi bahwa gejala itu tidak dapat diklasifikasikan, tetapi
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan (holistic).
D.
Paradigma Penelitian
Dalam
penelitian kuantitatif/positivisik, yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa
suatu gejala itu dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal
(sebab akibat), maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan
kepada beberapa variabel saja. Pola hubungan antara variabel yang akan diteliti
tersebut selanjutnya disebut sebagai paradigma penelitian atau model
penelitian.
Jadi
paradigma penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir yang menunjukan
hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis
dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang
digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik
analisis statistik yang akan digunakan. Berdasarkan hal ini maka bentuk-bentuk
paradigma atau model penelitian kuantitatif
khususnya untuk penelitian survey seperti gambar berikut:
1.
Paradigma Sederhana
Paradigma
penelitian ini terdiri atas satu variabel independen dnan dependen. Hal ini
dapat digambarkan seperti gambar 2.7 berikut.
X=
Kualitas Alat Y= Kualitas
Barang Yang Dihasilkan
Berdasarkan
paradigma tersebut, maka kita dapat menentukan:
a. Jumlah rumusan masalah deskriptif ada
dua, dan asosiatif ada satu yaitu:
1. Rumusan masalah deskriptif (dua)
a) Bagaimana X ? (Kualitas alat)
b) Bagaimana Y ? (Kualitas barang yang dihasilkan).
2. Rumusan masalah asosiatif/hubungan
(satu)
a) Bagaimanakah
hubungan atau pengaruh kualitas alat
dengan kualitas
barang yang dihasilkan
barang yang dihasilkan
b. Teori yang
digunakan ada dua, yaitu teori tentang alat-lat kerja dan tentang kualitas barang.
c. Hipotesis
yang dirumuskan ada dua macam hipotesis
deskriptif dan hipotesis asosiatif (hipotesis
deskriptif sering tidak dirumuskan).
1. Dua
Hipotesis Deskriptif
a) Kualitas alat yang digunakan oleh lembaga
tersebut telah mencapai 70% baik
b) Kualitas yang dihasilkan oleh lembaga
tersebut telah mencapai 99% dari yang diharapkan
2. Hipotesis Asosiatif
d. Teknik analisis Data
Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis
tersebut, maka dapat dengan mudah ditentukan teknik statistik yang digunakan
untuk analisisdata dan menguji hipotesis.
1) pengujian hipotesis menggunakan t-test
one sampel.
2) Untuk hipotesis asosiatif, bila data
kedua variabelberbentuk interval atau ratio, maka menggunakan teknik Statistik
Kolerasi Product Moment (lihat pedoman umum memilih teknik statistik untuk
pengujian hipotesis).
2. Paradigma
Sederhana Berurutan
Dalam
paradigma ini terdapat lebih dari dua variabel, tetapi hubungannya masih
sederhana. Paradigma sederhana, menunjukkan hubungan antara satu variabel
independen dengan suatu variabel dependen secara berurutan.
3.
Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen
Dalam paradigma ini terdapat dua variabel
independen dan satu dependen. Dalam paradigma ini terdapat tiga rumusan masalah
deskriptif dan empat rumusan masalah asosiatif.
4.
Paradigma Ganda dengan Tiga Variabel Independen
Dalam paradigma ini terdapat tiga
variabel independen (X1, X2, X3) dan satu dependen (Y). Rumusan masalah
deskriptif ada empat dan rumusan masalah asosiatif (hubungan) untuk yang
sederhna ada enam dan yang ganda minimal
5.
Paradigma Ganda Sederhana dengan Dua Variabel Dependen
Paradigma ganda dengan suatu variabel
independen dan dua dependen. Untuk mencari besarnya hubungan antara X dan Y1,
dan X dengan Y2 digunakan teknik kolerasi sederhana. Demikian juga untuk Y1
dengan Y2. Analisis regresi juga dapat digunakan disini.
6.
Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen dan Dua Dependen
Dalam paradigma ini terdapat dua variabel
independen (X1, X2) dan dua variabel dependen (Y1 dan Y2). Terdapat empat
rumusan masalah deskriptif dan enam rumusan masalah hubungan sederhana.
Kolerasi dan regresi ganda juga dapat digunakan untuk menganalisis hubungan
antar variabel secara simultan.
7.
Paradigma Jalur
Paradigma jalur. Teknik analisis
Statistik yang digunakan dinamakan path analysis (analisis jalur). Analisis
dilakukan dengan menggunakan kolerasi, regresi dan jalur, sehingga dapat
diketahui untuk sampai pada variabel dependen terakhir, harus lewat jalur
langsung, atau melalui variabel intervening. Dalam paradigma itu terdapat empat rumusan masalah deskriptif, dan
enam rumusan masalah hubungan jalur.
E. Menemukan Masalah
Pada dasarnya setiap orang memiliki
masalah, bahkan orang yang tidak mempunyai masalah akan di masalahkan oleh
orang lain. Mungkin hanya orang yang tidak waras yang tidak mempunyai masalah.
Untuk menemukan masalah bukanlah pekerjaan mudah, untuk menemukan masalah dapat
di lakukan dengan cara melakukan analisis masalah, yaitu dengan pohon masalah.
Dengan analisis masalah melalui pohon masalah ini, maka permasalahan dapat di
ketahui mana masalah yang penting, yang kurang penting dan yang tidak penting.
Melalui analisis masalah ini juga dapat di ketahui akar-akar permasalahannya.
1) Kesenjangan antara harapan konsumen
dengan persepsi manajemen (kesenjangan 1)
2) Kesenjangan persepsi manajemen dengan
kualitas jasa (kesenjangan2)
3) Kesenjangan kualitas jasa dengan
penyampaian jasa (kesenjangan 3)
4) Kesenjangan penyampaian jasa dengan
komunikasi eksternal (kesenjangan 4)
5) Kesenjangan jasa yang di terima dengan
yang dipersepsikan (kesenjangan 5)
Berbagai kesenjangan tersebut dapat terjadi disebabkan oleh hal-hal
sebagai berikut.
1). Kesenjangan antara
harapan konsumen dengan persepsi manajemen
Kesenjangan antara harapan konsumen dan
persepsi manajemen timbul karena manajemen tidak selalu awas, tidak mengetahui
sepenuhnya apa keinginan konsumen. Misalnya orang kebengkel mobil, tidak saja
ingin mobilnya di rawat, diperbaiki yang benar, tetapi juga ingin jangka waktu
perbaikan jangan terlalu lama, dan ia juga ingin mendapatkan petunjuk tentang
pemeliharaan mobil. Inti masalahnya di sini ialah manajemen tidak mengetahui
apa yang diharapkan konsumen.
2. Kesenjangan persepsi
manajemen dengan kualitas jasa ( Kesenjangan 2)
Manajemen sudah mengetahui keinginana
konsumen, tetapi manajemen tak sanggup dan tak sepenuhnya melayani keinginan
konsumen tersebut. Inti masalahnya adalah pihak manajemen kurang teliti
terhadap detail jasa yang di tawarkan.
3. Kesenjangan kualitas jasa dengan
penyampaian jasa (Kesenjangan 3)
Kata kuncinya di sini adalah manajemen
tidak sanggup menyampaikan jasa secara memuaskan kepada konsumen.
4. Kesenjangan penyampaian
jasa dengan komunitas eksternal (Kesenjangan 4)
Kesenjangan penyampaian jasa dengan
komunikasi eksternal dapat terjadi akibat perbedaan antara jasa yang di berikan
dan janji-janji yang di obral dalam iklan, brosur atau media promosi lainnya.
Masalahnya disini adalah bahwa iklan atau promosi lainnya yang di komunikasikaan
tidak sesuai dengan kenyataan.
5. Kesenjangan jasa yang di
terima dengan yang di persepsikan (Kesenjangan 5)
Kesenjangan jasa yang di alami atau di
persepsi dengan jasa yang di harapkan merupakan gap yang sedang terjadi yaitu
jasa yang di terima oleh konsumen, tidak sesuai yang mereka harapkan. Dia
mengharapkan pelayanan yang baik, ternyata kenyataanya tidak.
“PERTANYAAN”
1)
Apakah yang dimaksud
dengan masalah penelitian? Apakah ada perbedaan antara masalah penelitian dan
masalah yang bukan penelitian?
2)
Jelaskan
sumber-sumber yang dapat kita gunakan untuk memperoleh masalah penelitian?
3)
Mengapa penelitian
kuantitatif menggunakan analisis statistik? Dan berikan contoh!
4)
Adakah hubungan
antara variabel independen dan variabel dependen?
5)
Mengapa penelitian
kuantitatif terfokus pada berbagai variabel?