Tanya Jawab Seputar Bahasa Indonesia
1. Dalam
tata bunyi bahasa Indonesia dikenal beberapa konsep istilah yang saling
terkait, yakni huruf, fon, kontoid, vokoid dan kaidah fonotaktik.
Jelaskan hal tersebut masing-masing dan berilah contoh.
a. huruf adalah aksara atau gambaran bunyi bahasa
Contohnya:
Huruf vokal
Huruf vokal
|
Cara pemakaian dalam kata
| ||
Di awal
|
Di tengah
|
Di akhir
| |
a
i
o
u
e*
|
apa
ini
otak
ubah
enak
emas
|
padi
simpan
kota
pulsa
petak
kena
|
kota
murni
radio
baku
sore
tipe
|
Huruf Konsonan
Huruf Konsonan
|
Cara pemakaian dalam kata
| ||
Di awal
|
Di tengah
|
Di akhir
| |
f
h
k
r
t
|
fitnah
hari
kamu
rajin
tandu
|
kafan
saham
paksa
baru
mati
|
maaf
tanah
politik
putar
mayat
|
b. fonem adalah satuan yang terkecil yang terdiri atas bunyi-bunyi ujar yang dapat membedakan arti
Contohnya:
· lari, dari, tari
· daki, dasi, dahi, dari
Melihat
contoh di atas / l, d, t, k, s, h, r/ adalah fonem dalam bahasa
Indonesia karena dalam dua pasangan di atas dapat dibuktikan bahwa tiap
bunyi ujar itu dapat membedakan arti.
c. Fon
adalah bunyi bahasa terkecil baik yang membedakan arti atau tidak
membedakan arti ( tahun – taun / ramai – rame / satai –sate / cabai
–cabe)
d. kontoid
adalah bunyi yang bagi pengucapanya arus udara dihambat sama sekali
oleh penutupan larinx atau jalan di mulut atau dipaksa melalui lubang
sempit, atau dipindahkan dari garis tengah daripada alurnya melalui
lubang lateral, atau menyebabkan bergetarnya salah satu alat-alat supra
glottal
Contohnya: [p] (papa), [t] (tata), [d] (dada
e. vokoid adalah bunyi yang bagi pengucapannya jalan mulut tidak
terhalang, sehinggaarus udara dapat mengalir dari paru-paru ke bibir
dan ke luar tanpa dihambat, tanpa harus melalui lubang sempit, tanpa
dipindahkan dari garis tengah pada alurnya dan tanpa menyebabkan
alat-alat supra glottal sebuahpun bergetar; biasanya bersuara, tetapi
tidak perlu selalu demikian.
Contohnya: [a] (apa),[e] (nenek), [e] (mepe) dalam Bahasa Indonesia berarti menjemur, [i] (ini).
f. kaidah fonotaktik adalah kaidah-kaidah yang mengatur yang mengatur urutan atau hubungan antara fonem-fonem suatu bahasa.
Contohnya:
dalam perkembangan bahasa Indonesia mengizinkan jejeran /-nt-/ (untuk),
/-rs-/ (bersih) /-st-/ (pasti); tetapi tidak mengizinkan jejeran /-pk-/ /-pd-/ tidak ada morfem asli dalam bahasa Indonesia.
Huruf dalam tataran ini dapat berada di awal, di tengah, dan di akhir. Huruf belum bermakna sedangkan fonem sudah mampu membedakan makna.
Fon merupakan suatu hasil bunyi dari alat ujar dan dalam proses menghasilkan bunyi tersebut dikenal kontoid dan vokoid
fonotaktik mempunyai pola yang terkait dengan pola penyukuan kata dan pergeseran bunyi menimbulkan variasi bunyi satu fonem yang sama.
2. Dalam penerapan Kaidah EYD dan Kaidah Pembentukan istilah sering dijumpai permasalahan masalah tata tulis dan tata ucap. Problema apa saja yang Anda jumpai ketika mengajarkan kedua hal tersebut jelaskan upaya pemecahannya.
Dalam proses pembelajaran di kelas adakalanya kita menemukan permasalahan tata tulis dan tata ucap, sebuah atau beberapa kata asing yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Hal ini terjadi karena sumber belajar yang digunakan di dalamnya ada
istilah yang kadang-kadang siswa belum tahu makna dan cara
pengucapannya.
Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan dengan cara:
a. menyesuaikan penulisan dan pengucapannya dalam hal ini siswa dilatih menuliskan istilah asing dan diajarkan cara pengucapannya.
b. penyerapan
kata asing ke dalam bahasa Indonesia diupayakan terjadi pengubahan
seperlunya agar ejaan kata yang telah diserap itu masih dapat
dibandingkan dengan bentuk aslinya. Misalnya, accumulation menjadi
akumulasi, description menjadi deskripsi.
c. Memperhatikan pedoman EYD mengenai penulisan unsur serapan kata asing.
3. Jelaskan proses morfologis dan morfofonemis masing-masing beri contoh
**
Proses morfologis adalah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain
yang merupakan bentuk dasarnya. Dalam proses morfologik ada tiga jenis
yaitu proses pembubuhan afiks, proses pengulangan dan proses
pemajemukan.
a. Proses pembubuhan afiks meliputi prefiks, infiks, sufiks dan konfiks serta afiks asing.
· pembubuhan prefiks ber- + jalan --- berjalan
· pembubuhan infiks -em- + getar --- gemetar
· pembubuhan sufiks -an + makan --- makanan
· pembubuhan konfiks ke-an + penting --- kepentingan
· pembubuhan afiks asing -wan + negara --- negarawan
· pembubuhan afiks asing -is + ego --- egois
b. Proses morfologis reduplikasi dalam prosesnya meliputi reduplikasi fonologis, morfologis sintaksis dan idiomatis.
a. Reduplikasi Fonologis pengulangan bunyi misalnya pipi, dada, sisi, susu, cincin, gigi.
b. Reduplikasi
morfologis adalah pengulangan morfem, baik bebas maupun terikat, yang
menghasilkan kata. misalnya rumah-rumah, sayur-mayur,
kerlap-kerlip, tali-temali, sorak-sorai, tembak-menembak, turun-temurun,
cerai-berai
c. Reduplikasi sintaksis adalah pengulangan morfem karena tuntutan kaidah sintaksis, seperti contoh kalimat berikut.
1) Panas-panas anak itu masih tetap bermain juga.
Walaupun panas anak itu masih tetap bermain juga.
2) Jika ada kekeliruan, kami-kami yang disalahkan.
Jika ada kekeliruran, selalu kami yang disalahkan
d. Reduplikasi
idiomatis. Bentuk reduplikasi ini tidak dapat dijabarkan maknanya dari
makna yang diulang, seperti contoh kalimat berikut.
1) Mata-mata Korea Utara tertangkap di Korea Selatan.
Pengintai Korea Utara tertangkap di Korea Selatan.
2) Kuda-kuda pesilat itu kurang bagus sehingga mudah dikalahkan lawan.
c. Proses morfologis Pemajemukan (Komposisi)
Komposisi proses pengabungan dua leksem atau lebih yang membentuk kata.
Kompositu mempunyai 4 jenis yaitu
1) subordinatif substantif : temu wicara, jalan pintas.
2) subordinatif atributif : mabuk udara. Hidung belang
3) koordinatif : ayah ibu, anak cucu
** Proses morfofonemik adalah peristiwa fonologis yang terjadi karena pertemuan morfem dengan morfem. Proses morfofonemik dalam Bahasa
Indonesia hanya terjadi dalam pertemuan realisasi morfem dasar (morfem)
dengan realisasi afiks (morfem), baik prefiks, sufiks, infiks, maupun
konfiks. Kalau kita berbicara mengenai morfem, maka kita
berbicara mengenai satuan abstrak, sedangkan morf merupakan satuan yang
lebih konkret daripada morfem, sedangkan di luar itu, fonem dan fon merupakan satuan yang lebih konkret lagi.
a. Peristiwa Morfofonemik Pemunculan Fonem
1. Pemunculan luncuran/y/ /ketinggiYan/ /tepiYan/
2. Pemunculan luncuran/w/ /KepulauWan/
3. Pemunculan luncuran/a/ /ayahanda/
4. Pemunculan luncuran/n/ /seNdiri/
5. Pemunculan luncuran/m/ /seMbarangan/
6. Pemunculan luncuran/nge/ /pe NGE las/
7. Pemunculan luncuran/ng/ /peNGgugat/
b. Peristiwa Morfofonemik Pengekalan Fonem
Penggabungan morf tak terjadi perubahan apa-apa.
1. Pengekalan fonem diawali /l,r,y,w/ melihat, pemula, penilai
2. Pengekalan fonem bila berakhiran /a/ dan mendapat konfiks ke-an. kerajaan, keadaan
3. Pengekalan fonem terjadi bila berafiks ber-, ter-, per-, se-, wan,wati bermain, terpukul, pertanda, searah wartawan, wartawati.
c. Peristiwa Morfofonemik Pemunculan Dan Pengekalan Fonem
mengkukur dan mengukur
d. Peristiwa Morfofonemik Pergeseran Fonem
1. Pergeseran ke belakang /bala-san, rambu-tan/
2. Pergeseran ke depan /i-bunda, cu-cunda/
3. Pergeseran pemecahan suku kata akibat infiks /ge-ri-gi,ge-me-tar/
e. Peristiwa Morfofonemik Perubahan Dan Pergeseran Fonem
1. Perubahan fonem /’/ menjadi fonem /k/ /menaiki,gerakan/
2. Perubahan fonem /r/ berubah menjadi /l/ /belajar, pelajar, terlantar/
f. Peristiwa Morfofonemik pelesapan fonem
1. pelesapan fonem /h /dan /k/ /sejarawan, ananda/
2. pelesapan fonem /r / /peramal,bekerja/
g. Peristiwa Morfofonemik Peluluhan Fonem
1. peluluhan fonem /k/ /mengarang,pengiriman/
2. peluluhan fonem /p/ /memakai, pemahat
h. Peristiwa Morfofonemik Penyisipan Fonem secara Historis
Peristiwa ini apabila terjadi morfem dasr berasal dari kata asing mendapt afiksasi / standardisasi,objektif/
i. Peristiwa Morfofonemik pemunculan fonem berdasarkan pola bahasa asing
Pemunculan fonem karena mengikuti morfofonemik bahasa asing. /islami, duniawi, surgawi, alami/
j. Peristiwa Morfofonemik Variasi Fonem Bahasa Sumber
Variasi fonem mengikuti pola bahasa sumber yang memiliki makna yang sama
Tunggal = kritikus, politikus, alumnus
Jamak = kritisi, politisi, alumni
4. Bandingkan persamaan dan perbedaan morfologis dan kontruksi sintaksis. Deskripsikan jenis kedua konstruksi tersebut beri contoh.
Persamaan dan perbedaan morfologis dan kontruksi sintaksis. Baik morfologi dan sintaksis merupakan bagian dari ilmu bahasa . Morfologi adalah ilmu yang mengkaji soal yang berhubung dengan: selok belok bentuk kata, kemungkinan adanya perubahan golongan kata ( fungsi gramatik ), kemungkinan perubahan makna kata akibat daripada perubahan bentuk kata ( fungsi semantik ) Satuan
yang paling kecil yang diselidiki oleh morfologi adalah morfem dan yang
paling besar burupa kata. Sintaksis mempelajari seluk beluk hubungan
antara kata/frase/klausa/kalimat. Kata dalam tataran siktasis adalah
satuan yang paling kecil yang terbesar adalah wacana. Jadi materi
pelajaran morfologi dan sintasis selalu terkait, jika kita urutkan dari
bahwa keenam satuan gramatik menurut Ramlan adalah sebagai berikut,
morfem, kara, frase, klausa, kalimat, wacana.
Morfologi
|
Sintaksis
|
Mengkaji morfem dan kata
Contoh :
Aminah akan mengadakan perjalanan jauh.
Aminah : satu morfem
akan : satu morfem, mengadakan : tiga morfem meN- + ada + kan
perjalanan : dua morfem
per – an + jalan
jauh : satu morfem
unsur ke…an dengan
tidak adil, tidak mampu, tidak serasi…
|
Mengkaji frasa, klausa, kalimat dan wacana.
Contoh :
Aminah akan mengadakan perjalanan jauh.
Aminah : subjek
akan mengadakan : predikat
perjalanan jauh : frasa objek
Hubungan kata tidak dengan
Adil, mampu, serasi, cukup
|
5. Jelaskan tipe kalimat dan pola kalimat dasar yang terdapat dalam bahasa Indonesia.
Tipe kalimat
|
Contoh
| ||||
Subjek
|
Predikat
|
Objek
|
Pelengkap
|
Keterangan
| |
S – P
|
Mutiara
|
sedang tidur
|
-
|
-
|
-
|
S – P – O
|
Anggita
|
membeli
|
mobil baru
|
-
|
-
|
S – P – Pel
|
Beliau
|
menjadi
|
ketua koperasi
|
-
|
-
|
S – P – Ket
|
Peristiwa itu
|
terjadi
|
-
|
-
|
minggu lalu
|
S – P – O – Pel
|
Bima
|
mengambilkan
|
Kesha
|
air minum
|
-
|
S – P – O – Ket
|
Raka
|
memasukkan
|
uang
|
-
|
di bank
|
Tipe kalimat dalam bahasa Indonesia ada enam macam
berdasarkan fungsi. Keenam tipe kalimat ini juga memiliki pola kalimat
dasar. Apabila konstituen kalimat dasar yang tidak wajib diabaikan maka
yang dihasilkan kalimat inti. Tabel di atas merupakan keenam kalimat
dasar yang dibedakan berdasarkan pola unsur-unsurnya yang wajib.
Pola Kalimat Dasar
Nomor
|
Pola Kalimat Dasar
|
Contoh
| |
1
|
FN + FN
|
Bapak
|
penggarang
|
2
|
FN + FV
|
Laila
|
menanggis
|
3
|
FN + F Numeralia
|
Mobilku
|
satu
|
4
|
FN + F Adjektif
|
Gunung
|
tinggi
|
5
|
FN + F Adverb
|
Ayah
|
dari sawah
|
Berdasarkan jumlah inti kalimat dapat ditentukan pola-pola
dasar sebuah kalimat. Sebuah kalimat luas selalu dapat dikembalikan
kepada pola-pola dasar yang dianggap sebagai dasar pembentukan kalimat
luas itu. Dasar pembuatan kalimat luas adalah kalimat inti
6. Dalam
ilmu bahasa sintaksis sering dijumpai istilah-istilah penting terkait
dengan kalimat, yakni kalimat nonverbal, kalimat verbal pasif, kalimat
verbal medial, kalimat verbal resiprokal, kalimat aktif ekatransitif,
kalimat aktif dwitransitif, kalimat aktif semitransitif, kalimat
ekuatif.Deskripsikan konsep istilah tersebut masing-masing beri contoh
secukupnya!
a. kalimat nonverbal
Kalimat nonverbal adalah kalimat yang predikatnya bukan kata kerja
Contohnya:
1. Anak itu cantik.
2. Mobil itu baru.
3. Paman guru bahasa Indonesia.
b. kalimat verbal pasif
kalimat verbal pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai perbuatan atau sebagai penderita perbuatan.
1. Surat dikirim Ayu.
2. Buku itu sudah kubaca.
3. pohon itu ditabrak mobil.
c. kalimat verbal medial
Kalimat verbal medial adalah kalimat yang subjeknya pelaku sekaligus sebagai penderita.
1. Kaki Anita terkantuk batu.
2. Parto terseret arus sungai.
3. Nanang tertabraksepeda motor.
d. kalimat verbal resiprokal
kalimat verbal resiprokal adalah kalimat yang predikatnya menyatakan makna saling.
Contohnya:
1. Galang dan Galuh sedang bergandengan ketika aku berjalan – jalan kemarin.
2. Pendemo dan polisi dorong - mendorong pintu masuk ke kantor kabupaten.
3. Polisi dan penjahat itu tembak-menembak di hutan karet.
e. kalimat aktif ekatransitif
Kalimat aktif ekatransitif adalah kalimat yang memiliki objek penderita tetapi tidak berpelengkap, hanya mempunyai tiga unsur Subjek (S), Predikat (P) Objek (O). Dalam
hal ini ada unsur bukan inti seperti keterangan tempat, waktu ,alat dan
lain sebagainya.Verba merupakan pusat predikat. Dari segi makna, semua.
Kalimat aktif ekatransitif memiliki makna dasar perbuatan. Berikut ini beberapa contoh kalimat aktif ekatransitif:
1. Doktor itu merestui pembentukan Panitia Dies Natalis.
2. LSM memperjuangkan nasib rakyat di bundaran Hotel Indonesia.
3. Pardi menjual sayur di pasar.
4. Novi membaca majalah.
5. Totok mencubit Tutik.
f. kalimat aktif dwitransitif
Kalimat aktif dwitransitif adalah kalimat yang memiliki satu predikat aktif dan mengharuskan kehadiran objek dan pelengkap. kalimat aktif dwitransitif mempunyai empat unsur Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), dan Pelengkap (Pel). Dalam
hal ini ada unsur bukan inti seperti keterangan tempat, waktu ,alat dan
lain sebagainya. Berikut ini beberapa contoh kalimat aktif
dwitransitif:
1. Mirana sedang mencarikan adiknya pekerjaan.
2. Saya harus membelikan anak saya hadiah ulang tahun.
3. Aris mengirimi kami uang tiap bulan.
4. Dwi membelikan Anik laptop di Komputa.
5. Ibu guru sedang membuatkan siswa proposal mading.
g. kalimat aktif semitransitif
Kalimat semitransitif adalah kalimat yang objeknya tidak dimunculkan. Apabila dimunculkan menjadi kalimat aktif ekatransitif.
Contohnya:
1. Harries sedang membaca.
2. Titik itu mencubit.
3. Galuh sedang memasak di dapur.
4. Intan akan menulis.
5. Kharisma sedang menonton di ruang santai.
h. kalimat ekuatif
Kalimat
ekuatif adalah kalimat y7ang mengandung kata kerja bantu seperti
adalah,menjadi dan merupakan. Menurut Gorys Kerap kalimat ekuatif sama
dengan kalimat nominal.
Contohnya;
4. Paman guru.
5. Ayah petani.
6. Edi Silitonga adalah penyanyi.
7. Baim menjadi ketua kelas.
8. Pancasila merupakan dasar negara.
7. Pengembangan ide gagasan menulis ada berbagai cara
a. cara alamiah
b. cara logika/ penalaran
c. urutan kepentingan
d. cara perbandingan
e. cara pertentangan
jelaskan beri contohnya.
8. Paragraf
yang baik memiliki tiga syarat utama kohesi koherensi dan kelengkapan
jelaskan dan deskripsikan piranti kohesi yang biasa digunakan dalam
pengembangan pararagraf.
Tiga syarat paragraf yang baik
1. koherensi
setiap paragraf haruslah merupakan kumpulan kalimat yang saling berhubungan padu, tidak berdiri-sendiri atau terlepas satu sama lain.
2. kelengkapan
paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup menunjang kejelasan kalimat topik dan dikatakan tidak lengkap apabila tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan- pengulangan.
3. kohesi
Keserasian
hubungan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam wacana
sehingga terciptalah pengertian yang baik atau koheren. Agar kalimat itu
menjadi kohesif adanya unsur
a. hubungan
sebab-akibat baik antarklausa maupun anatar kalimat yang dinyatakan
dengan kata penghubung sebab, karena akibat dan lain-lain.
b. Hubungan pertentangan yang dinyatakan dengan kata penghubung tetapi, namun, sedangkan
c. Hubungan pengutamaan yang dinyatakan dengan kata penghubung bahkan
d. Hubungan perkecualian yang dinyatakan dengan kata penghubung kecuali
e. Hubungan konsesif yang dinyatakan dengan kata penghubung walaupun, meskipun,
f. Hubungan tujuan yang dinyatakan dengan kata penghubung agar, supaya
g. Hubungan persesuaian alami yang dinyatakan dengan hubungan yang bersifat gramatikal
Kesemuanya unsur ini akan membentuk sebuah paragraf yang padudari
Bahasa Indonesia